We Home

Thank for visit. leave your coment, please :)

When Love Must Protect the Love (Chapter 14)

29 Komentar

Title                 : When Love Must Protect the Love

Author             : Cahya Khosyiah

Main Cast        : Kim Myungsoo | Bae Suzy

Other Cast       :Nichkhun | Tiffany | Joongeum | Minho | Soojung | Seunghom| Jieun | Jiyeon | Sungjong | Hyeri

Original Cast   : Choi Doctor’s | Chun Unjeonsa | Ok Biseo | Oh Ajuhmma | Wang Biseo | Seo Nara

Pairing             : Myungzy (Myungz+Suzy)

Genre              : Angst, Romance

Rate                 : 17+

Disclaimer       : Cerita ini hanya karangan fikti belaka, hasil dari imajinasi liar author. Jika ada kesamaan tokoh dan karakter adalah sebuah ketidak sengajaan. Cast dalam cerita ini milik agensi dan keluarga masing-masing. But this story is mine.

Huruf tebal untuk flashback

R&R

///////////////////////////////////////////////////////

“Aku mengerti apa yang diucapkan Ajuhmma, dia salah paham tentang kita.” Ucap Jiyeon dalam perjalanan pulang. “Tapi aku tidak mengerti kau.”

“Diamlah.” Bukan hanya Jiyeon, Myungsoo sendiri pun tak habis fikir. Setelah apa yang terjadi, dirinya tetap saja berharap pada Suzy.

“Apa kau ingin kembali hidup sebagai pengemis? Mengemisi Suzy agar dia mencintaimu?”

“Tidak. Dia tidak punya cinta jadi percuma aku memintanya.”

“Kau tau itu tapi kau tetap melanjutkannya?”

“Dia tidak punya cinta jadi aku akan memberikan hal tersebut.” Ucap Myungsoo.

“Oppa!!!”

“Mencintai seseorang berarti harus bertahan hidup untuknya”

Jiyeon melongoh karnanya, “Sudah sampai mana Suzy menjajah hidupmu? Aku harap kau tidak akan menjadi seperti dia.”

Blam,,,

Setelah sampai rumah, Myungsoo tak langsung turun seperti yang dilakukan Jiyeon. Dia bersandar pada jok mobil sambil menutup mata. Sesekali Myungsoo menghela nafas berat, berharap bebannya ikut terbuang bersama karbondioksida yang ia keluarkan.

Apakah dosanya dimasa lalu sungguh tak termaafkan, sehingga orang-orang disekitar Suzy menyuruhnya agar pergi?

Myungsoo mengambil ponselnya dari dasbor.

‘Apa harimu menyenangkan?’

Send. Myungsoo mengirim pesan singkat pada Suzy. Tak beberapa lama ponsel Myungsoo berdering, tanda panggilan masuk.

“Harus berapa kali aku peringatkanmu untuk menjauhi Suzy.” Belum sempat Myungsoo mengatakan apapun, dia sudah kehilangan moodnya karna suara itu. Choi Minho.

“Kenapa kau memegang ponsel Suzy?”

“Karna kami sedang bersama dan Suzy tidak bisa membalas pesanmu.” Jawab Minho terdengar ringan.

“Katakan aku menghubunginya.” Pesan Myungsoo, hendak menutup telfon.

“Kenapa kau percaya bahwa aku akan melakukannya?” Myungsoo mengerti maksud Minho, mana mungkin Minho akan mengatakan bahwa Myungsoo baru saja mengiriminya pesan singkat. Bukankah Minho ingin Myungsoo tak mendekati Suzy?

“Kim Myungsoo, terserah kau terus begini tapi jangan menyesal nanti. Kau harus menyelasaikan ulahmu sampai akhir.”

Pesan Minho diterima berdeda oleh Myungsoo. Minho memperingatkan agar Myungsoo tidak menyesal nantinya jika mengetahi keadaan mental Suzy, sedang Myungsoo menganggap Minho mengancamnya sama seperti Joongeum, Nickhun, dan Tiffany mengancamnya.

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””’

Keesokan pagi,,,

“Kau nampak tidak sehat.” Ucap Hojin melihat anak laki-lakinya terlihat lesu.

Myungsoo hanya menjawab dengan deheman. “Aku pergi.”

“Tapi Oppa belum menghabiskan sarapanmu.” Jiyeon hendak mengejar Myungsoo keluar dari rumah.

“Jiyeon,, biarkan.” Cegah Hojin. “Sebagai ayah Aku tak bisa melakukan apapun, bahkan saat putraku sedang bermasalah karna seorang gadis.”

Jiyeon menatap wajah sendu ayah Myungsoo. Entah apa yang dia rencanakan, sebuah ide tiba-tiba muncul dikepalanya. Dia segera mengambil telfon genggamnya, kemudian mencari kontak dengan nama ‘Suzy’.

~

Suzy ragu memasukkan obat penenangnya dalam tas. Suzy tau, terlalu beresiko keluar dari rumah dengan keadaannya masih seperti ini, namun jika dia tidak pergi mereka akan berfikir curiga.

Sedikit tenang karna Nickhun dan Ibunya sudah berangkat kerja dari 40 menit yang lalu sedangkan Tiffany sedang sibuk dengan si kecil. Suzy tidak bermaksud pergi tanpa diketahui siapapun, hanya saja Suzy tidak akan diijinkan keluar jika ada yang melihatnya.

“Kau mau kemana?” Suara Tiffany mengejutkan Suzy. Padahal tinggal beberapa langkah lagi disudah berada diluar rumah.

“Aku akan berangkat kerja.” Jawab Suzy tenang.

“Sendiri?” Tanya Tiffany lagi. Suzy mengangguk. “Minta Hyeri menjemputmu,,”

Dengan terpaksa Suzy menuruti perintah Kakak-iparnya. Tidak menunggu lama akhirnnya sekertaris Suzy –Hyeri- sampai dirumah Suzy.

“Pastikan Suzy sampai kantor dengan selamat.” Pesan Tiffany.

~

“Sajangnim, kita mau kemana?” Hyeri menyerit. Dari tadi Hyeri hanya mengikuti petunjuk arah dari Suzy dan anehnya ini bukan jalan menuju kantor.

Hyeri menginjak rem dengan teratur, ketika Suzy mengucapakan kata ‘berhenti.’

“Kau ingin tetap disini atau ikut masuk?”

Hyeri mengangkat kepalanya, membaca nama tempat yang akan dikunjungi Suzy. Sebuah kedai Pizza. “Tentu saja ikut.” Jawab Hyeri meringis.

“Carilah meja berbeda, aku akan menemui seseorang.”

“Baik.”

Suzy masuk ke dalam kedai dengan wajah datar, tempat yang sudah lama tak ia kunjungi. Disini tempat yang meninggalkan kenangan indah sekaligus kenangan buruk untuk dirinya.

Tak butuh banyak waktu untuk menemukan seseorang yang mengundangnya.

“Katakan dengan cepat.” Ucap Suzy pada orang tersebut.

“Aku juga tidak suka basa-basi.” Jawab Jiyeon.

“Kenapa kau tidak katakan apapun pada Soojung?” Jiyeon memulai pertanyaan.

“Apa itu sesuatu yang penting untuk dibicarakan?” Bohong. Suzy tidak mengatakannya bukan karna itu sesuatu yang tidak penting namun lebih karna dia tak sanggup mengatakan hal yang menyakitkan.

“Aku penasaran, apa yang penting dalam hidupmu? Kau mengatakan semua hal tidak penting.”

“Memang tidak ada yang penting tentang kalian. Kau lupa siapa aku?”

“Yaaa,, aku ingat. Kau Bae Suzy. Putri yang selalu dilindungi.” Ucap Jiyeon. “Seseorang yang selalu diperlakukan khusus. Bahkan jika kau melakukan kesalahan, orang lain akan menganggap itu wajar.”

“Karna itu orang juga berfikir, tidak apa-apa jika mengabaikan perasaanku. Konyol.” Suzy menyungging senyum. “Mereka pikir jika aku terjatuh akan ada banyak tangan yang menangkapku.”

“Kenyataannya.”

“Mereka tidak berfikir rasa sakit pasca jatuh. Walau pun hanya lutut yang darah, tentu saja selur tubuh mengetahuinya. Tidak masalah pada mereka yang tidak mengenalku tapi kalian,,,”

“Kembalilah pada Myungsoo Oppa.” Potong Jiyeon. “Ku mohon maafkan Myungsoo Oppa dan kembalilah padanya.”

“Apa artinya ini?” Mata Suzy membulat.

“Dia sangat mencintaimu, percayalah.”

“Omong kosong.” Suzy tersenyum sinis.

“Myungsoo Oppa hanya seseorang yang tidak tega melihat wanita menangis didepannya.” Ucap Jiyeon. “Semua ini salahku, biarkan aku saja yang menerima hukuman.”

“Dulu Myungsoo juga melindungimu didepanku. Sungguh mengaharukan, kalian saling melindungi.”

“Suzy, aku berkata serius. Myungsoo Oppa sangat mencintaimu.”

“Kau pernah berkata dia mencintaimu. Myungsoo rela berkorban untukmu dan kalian akan saling melindungi. Jadi begini cara kalian saling melindungi?”

“Tidak, aku berkata bohong. Dulu Myungsoo sedang kecewa padamu dan aku memanfaatkan itu untuk masuk kedalam hidupnya. Namun beberapa waktu aku bersamanya, aku sadar aku tidak lebih dari orang yang dikasihani.” Ucap Jiyeon panjang lebar.

“Aku mengatakan ini bukan karna ancaman keluargamu, aku tidak mau menghancurkan hati dua orang yang ku cintai lagi. Kali ini aku punya kesempatan dan aku akan memperbaikinya.”

“Perkataanmu yang mana yang harus ku percaya?” Tanya Suzy dingin.

Suzy (28)

“Sampai kapan kau bersikap begini? Bahkan aku sudah mengatakan hal buruk dalam diriku. Apa hatimu benar terbuat dari batu?” Ucap Jiyeon tak habis pikir dengan reaksi Suzy.

“Entahlah.” Jawab Suzy yang membuat Jiyeon semakin muak.

“Jika kau tau, bagaimana Myungsoo Oppa mencintaimu.”

“Dia tak pernah mempermasalakan sikapmu yang begitu dingin padanya. Menurutmu siapa yang tahan dengan sikapmu seperti ini? Choi Minho? Itu karna dia belum merasakan berkomitmen denganmu.” Ucap Jiyeon menggebu.

“Kau mulai mengatakan hal aneh.”

“Kau tau bahwa semua orang akan mendapat balasan  atas perbuatannya, tidak terkecuali kau. Kau akan mendapat hukuman.”

“Kenapa kau mengingatkanku ini juga?” Suzy.

“Hanya mengingatkamu, aku kehilangan bayiku karna kau.”

Deg,, Suzy terkesiap. Dia bukan pembunuh, Suzy meyakinkan diri sendiri. Minho bilang Ayahnya meninggal karna sudah takdir, berarti bayi Jiyeon juga begitu.

“Kau ingat, kau yang mendorongku.”

“Karna Van itu bisa saja menabrakmu.” Ucap Suzy sambil menenangkan emosi, tangannya mulai gemetar tak karuan.

“Aku lebih baik mati bersama bayiku dari pada kehilangan dia, kau tau?” Jiyeon memiringkan kepala. “Tentu saja kau tidak tau, karna kau belum pernah mencintai.”

Salah. Suzy bukannya tidak pernah mencintai hanya saja dia tidak ingin perasaan cintannya membebani orang lain. Sama seperti Ayahnya yang rela mengorbankan nyawa untuknya, Suzy tidak mau lagi kehilangan orang yang dicintai dengan mengatas namakan cinta.

Mencintai seseorang berarti melindungi orang yang dicintai, Suzy tak sanggup melakukan itu. Suzy tak sanggup melindungi siapapun.

“Aku tidak melakukan kesalahan apapun!” Ucap Suzy cukup keras. Tangannya mulai mencari benda yang sudah dipersiapkannya didalam tas, namun benda itu tak kunjung ia dapatkan.

“Jieun, Myungsoo Oppa, Aku, coba hitung hukuman yang akan kau dapat, Bae Suzy.”

Suzy semakin panik karnanya. Dia tak bisa menahan diri lagi, Suzy duduk berjongkok disamping meja sambil menekan kedua telinganya.

“Si gadis manja kehilangan Ayahnya. Atau harus aku bilang,,, membunuh Ayahnya.”

Suara itu muncul lagi.

“Karna itu aku bersama Myungsoo sekarang. Kau tak bisa menjaga orang yang kau cintai.”

“Apa yang kau lakukan?! Kau membunuh anakku!”

“AAAAAA. Hentikan!” Suzy berteriak sambil menarik lalu mengacak rambutnya sendiri.

“Suzy.” Jiyeon bangkit berdiri, dia terkejut dengan apa yang dia lihat sekarang.

“Pembunuh. kau membunuh anakku.”

Para pengunjung kedai mulai memperhatikan asal keributan karna Suzy kini tak hanya berteriak tapi juga menangis.

“Bukankah itu putri bungsu Irwol Grup?” Ucap salah satu pengunjung.

“Benar.” Jawab pengunjung yang lain.

“Bukan aku,” Ucap Suzy dalam tangisannya.

“Suzy,,,” Jiyeon hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Kau,,,,”

Mendengar keributan yang terjadi, Hyeri segera berlari menuju meja atasannya berada. “Sajangnim,,,”

~

Tak perduli dengan lalu lintas yang padat, Myungsoo terus menyelip beberapa mobil yang menghalangi lajunya. Pikirannya hanya terisi cara agar cepat sampai dilokasi Suzy dan Jiyeon berada.

Jiyeon tidak berbicara jelas didalam telfon, yang dia dengar hanya nama Suzy dan berteriak. Myungsoo menebak Jiyeon dalam keadaan panik.

Pemandangan pertama yang dia lihat setelah Myungsoo datang adalah orang-orang sedang mengerubuni seorang gadis yang memegang pecahan gelas kaca dengan darah ditangan sebelahnya lagi.

“Suzy,,,” Myungsoo menahan tangan Suzy yang hendak menancapkan pecahan gelas itu ke tangan kanannya.

“Dia pembuhuh.” Suzy berusaha melepas tangannya dari Myungsoo.

“Hyeri,,, Suruh pelayan menutup semua pintu dan jendela. Ambil kamera dan ponsel para pengunjung.”

Hyeri segera melaksakan perintah yang diberikan kepadanya.

Myungsoo berusaha keras melepas pecahan gelas dari tangan Suzy sampai melukai tangannya sendiri.

“Kau terluka?” Suzy menghadap Myungsoo, meraba wajah sang pria dengan tangan penuh darah. “Kau terluka lagi karna aku,,” Suzy memeluk Myungsoo sambil menangis.

Jiyeon hanya berdiri ditempatnya dari tadi, tak sanggup melakukan apapun. Dia sungguh terkejut.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

“Apa yang harus kulakukan?” Hyeri mondar-mandir didepan ruang UGD.

Myungsoo membawa Suzy kerumah sakit bersama Hyeri dan Jiyeon. Karna Suzy terus bergerak akhirnya Dokter menyuntikkan obat penenang pada Suzy agar bisa mengobati luka dikedua tangannya.

“Wakil Presiden akan memecatku. Tidak, Presiden Utama akan membunuh. Apa yang akan ku katakan pada eksekutif Wang?”

Myungsoo mengabaikan Hyeri yang terus mengucapkan kata-kata tak berguna. Dia menuju Jiyeon, sang gadis sedari tadi hanya diam mentap kedepan, ketakutan terpancar dari wajahnya.

“Apa yang kau lakukan pada Suzy?”

“Awalnya aku meminta maaf, kemudian kami membicarakan masa lalu, dan tiba-tiba saja dia berteriak dan memecahkan gelas. Suzy,, dia sangat menakutkan.” Terang Jiyeon dengan mata masih menatap ke depan.

“Maja,, Tuan Choi.”

Myungsoo menoleh pada Hyeri yang menyebut nama Minho. Untuk apa menghubungi Minho? Memang siapa Minho, harus tau semua hal tentang Suzy?

“Dia menyuruhku menelfonnya saat terjadi sesuatu pada sanjangnim, mungkin ini yang dimaksud.”

Myungsoo hendak mencegah Hyeri yang terlihat mencari kontak nama Minho namun dokter yang mengurus Suzy terlebih dahulu muncul, sehingga Myungsoo tak sempat mengatakan apapun.

“Bagaimana keadaan Suzy?” Tanya Myungsoo.

“Kami sudah melakukan penolongan pertama. Lukanya sudah diobati. Tapi,,, Kami perlu bicara dengan keluarganya.” Kata Dokter.

“Kami temannya, jika ada sesuatu bisa katakan pada kami.”

“Apa pasien punya riwayat gangguan mental?” Tanya dokter.

“Maksud dokter?”

“Kami menemukan obat penenang ditasnya. Memang kadarnya masih rendah, namun kami perlu memastikan kenapa hal ini bisa terjadi.” Ucap sang dokter.

“Tidak mungkin orang setenang sajangnim punya masalah mental.”

Benar kata Hyeri, selama ini Suzy terlihat baik-baik saja tidak mungkin dia sakit apapun, pikir Myungsoo.

“Jika begitu kami perlu melakukan pemeriksaan lanjutan,,”

“Tidak perlu, Dokter Lee.” Sahut seorang Pria.

~

“Tidak perlu, Dokter Lee.”

Myungsoo memutar kepalanya karna mendengar suara seseorang yang tak ingin dia lihat, selalu saja Choi Monho.

“Oh,, Dokter Choi.” Sapa Dokter tadi.

Apa-apaan ini? Sepertinya semua orang mengenal makhuk, bernama Choi Minho.

“Saya dokter pasien. Tolong buatkan surat kepindahan,” Ucap Minho.

“Baiklah. Kami akan mengurusnya.”

“Dia juga seorang dokter tapi aku tidak tau dokter apa.”

Myungsoo ingat, Soojung pernah mengatakan bahwa Minho adalah seorang dokter. Mungkinkah Minho dokter Suzy? Tapi dokter apa?

Seolma,,, Minho dokter,,, Myungsoo menatap Minho dengan ekspresi tak percaya.  Jadi Suzy benar punya gangguan mental?!

“Hyeri, Aku menyuruhmu untuk menghubungiku kan jika terjadi sesuatu.” Ucap Minho.

“Maaf,, saya mengubungi anda.” Jawab Hyeri.

“Terlambat.”

~

“Suzy sakit apa?” Tanya Myungsoo pada Minho, namun lama tak ada jawaban dari pihak kedua.

“Aku tanya Suzy sakit apa?” Myungsoo menarik kerah Minho dengan penuh amarah. Myungsoo tak bisa berfikir jenih lagi sekarang. Pikiranya terlalu kacau, sulit menerima jika benar Suzy mengalami gangguan mental.

“Suzy mengalami trauma cukup berat serta ketakutan tak berdasar, yang menyebabkan gangguan pada mentalnya.”

Tubuh Jiyeon merosot kebawah setelah mendengar keterangan dari Minho,  bagaimana bisa terjadi? Kenapa Suzy? Pertanyaan-pertanyaan itu juga muncul dikepala Myungsoo.

“Maksudmu Suzy,,,” Myungsoo tak bisa melanjutkan ucapanya.

“Kenapa? Kau menyesal? Bukankah sudah kuperingatkan sebelumnya?” Tanya Minho beruntun. “Terserah kau berfikir Suzy gila atau apapun, yang perlu kau sadari kau tidak cukup pantas untuknya.”

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

“Bagaimana keadaan Suzy?”

Minho menjawab pertanyaan Nickhun dengan gelengan.

“Apa yang terjadi pada putriku? Minho selamatkan dia.” Joongeum menggoyangkan lengan Minho sambil menagis.

jg (4)

“Kupikir dia tidak minum obatnya selama beberapa hari ini.” Jawab Minho lagi.

“Dia?” Yang dimaksud Tiffany ‘dia’ adalah Myungsoo.

“Mungkin tidak akan menemui Suzy lagi, Dia sudah tau.”

“Nappeneum.”

“Kita akan melakukan CT scan pada kedua tangan Suzy.” Ucap Minho.

“Lakukanlah.” Jawab Nickhun.

~

“Apa benar yang ku dengar?” Soojung masuk kedalam ruangan Minho tanpa permisi. “Suzy sakit?”

“Hem.” Jawab Minho singkat.

“Apa yang kulakukan?” Soojung memegani kepalanya. “Aku tidak tau Sahabatku sakit selama lebih dari tajuh tahun dan aku masih menyebut diriku sahabat.” Soojung merutuki diinya sendiri.

“Itu lebih baik daripada selingkuh dengan pacar temanmu sendiri.”

“Aku tidak mengerti yang kau katakan.”

“Suzy tidak mungkin menceritakannya, tapi Myungsoo dan Jiyeon apakah mereka tidak memberi tahumu?”

“Apa maksudmu?” Soojung semakin tak mengerti ucapan Minho.

~

Entah sudah berapa botol minuman keras yang sudah dihabiskan Myungsoo. Kepalanya sama sekali tidak bisa teralih dari kenyataan bahwa Suzy tidak seperti yang dia bayangkan. Myungsoo pikir Suzy adalah sosok sempurna, tidak ada wanita seperti dia karna dia istimewa. Yang terjadi sekarang sungguh sulit untuk Myungsoo terima.

“Oppa, geumanhe.” Jiyeon menahan Myungsoo yang akan minum dari botol langsung. “Kau bisa gila jika seperti ini terus.”

“Aku pikir aku sudah gila.” Ucap Myungsoo dalam keadaan setengah sadar. “Selama bertahun-tahun aku menyukai gadis gila.”

Myungsoo tertawa sebelum kembali melanjutkan ucapannya. “Aku pikir aku mengenalnya tapi ternyata aku sama-sekali tidak tau apa-apa,,, mencintainya, mengejarnya, mengemis dihadapanya, semua itu membuatku ingin tertawa.”

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

“YA! PARK JIYEON! Bagaimana kau bisa melakukan ini? Kau tahu Suzy.” Soojung memincingkan matanya, dia tidak tahan dengan situasi yang sulit diterima akalnya.

Suzy sakit, Myungsoo mantan Suzy, Myungsoo selingkuh dengan Jiyeon. Keadilan apa ini, Tuhan?

“Hidup kalian tidak akan tenang.” Tambah Soojung lagi. Mereka sedang berada ditempat yang sering mereka kunjungi dulu, tempat yang sama dimana Jiyeon melihat bagaimana sisi lain hidup Suzy.

“Aku tau,, Aku sudah mengalaminya.” Jiyeon tertunduk didepan Soojung. “Karna sudah kehilangan bayiku, aku pikir aku sudah dapat balasan, tapi ternyata tidak. Mata Suzy, bagaimana dia menatapku, aku tidak pernah merasa tenang karna itu.”

“Kenapa kita menjadi seperti ini?” Ucap Soojung dengan nada penuh penyesalan. Jika dia tidak pergi, mungkin ini tidak akan terjadi. Jiyeon seseorang dengan rasa kepercayaan diri rendah, dia kesepian. Jika Soojung menemani Jiyeon, dia tidak akan berfikir mengambil perhatian yang didapat Suzy. “Sekarang aku tanya, apa yang terjadi pada kalian di Amerika?”

“Apa?”

“Aku bertanya padamu, apa. Dari hasil scan, Suzy mengalami cedera berat pada telapak tangannya sebelah kanan.”

Jiyeon menegang mendengar ucapan Soojung.

“Dia selalu berkata ‘bayi’. Kenapa kau kehilangan bayimu? Bukan Suzy kan?”

“Bukan.” Jawab Jiyeon cepat. “Aku tidak bisa mengatakannya.”

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

Sudah  empat hari sejak kejadian itu, Myungsoo belum sekalipun menemui Suzy. Butuh banyak waktu untuk Myungsoo berfikir, dia hanya berambisi untuk mendapatkan Suzy atau dia benar-benar mencintai Suzy.

Dan hari ini Myungsoo tau hatinya harus kemana. Dia akan mengikuti kata hatinya. Tidak perduli bagaimana keadaan Suzy, sang gadis tetaplah nafas baginya. Myungsoo tidak bisa hidup dengan benar tanpa Suzy.

~

Myungsoo berdiri didepan salahsatu ruang rumah sakit, ruang dimana Suzy berada. Pintunya sedikit terbuka sehingga Myungsoo bisa mendengar percakapan yang sedang terjadi didalam sana, atau itu sama sekali tidak bisa disebut sebuah percakapan. Karna yang dia dengar hanya Minho yang mencoba berbicara pada Suzy sedang lawan bicaranya tak memberi tanggapan apapun.

“Untuk apa kau kesini?” Tanya Minho keluar dari ruang rawat Suzy.

“Bertemu dengan Suzy, tentu saja.”

“Pergilah, berhenti bermain-main. Suzy,,,”

“Apa karna dia membutuhkamu jadi kau merasa cukup pantas?” Myungsoo memotong ucapan Minho.

“Aku tidak akan menyerah.” Ucap Myungsoo sungguh diluar perkiraan, Minho kira Myungsoo akan pergi setelah mengetahui keadaan Suzy.

“Masuklah,, Aku mengijinkanmu masuk karna kau terlihat tulus.”

“ Jangan terlalu khawatir, sebagai dokter usahakan saja pasienmu sembuh.” Ucap Myungsoo tersenyum.

~

Myungsoo mendekati Suzy yang duduk setengah berbaring diatas ranjang. Mengingat masalalu, sungguh tak terpikirkan sama sekali keadaan akan menjadi seperti ini.

“Katanya kau sakit? Kenapa mereka mengikat orang sakit?” Myungsoo mengusap halus tangan Suzy yang diikat pada sisi ranjang. Tatapan sang gadis menerawang kedapan, entah apa yang dilihat.

“Dia bisa melukai tubuhnya sendiri.” Ucap Minho. “Jika terlalu banyak obat penenang itu tidak baik untuknya, jadi kami terpaksa melakukannya.”

Myungsoo juga tau Minho terpaksa melakukan ini, Myungsoo tau bagaimana Minho menjaga Suzy. Dia melepas satu-per-satu tali yang mengikat tangan Suzy, kemudian menghangatkan tangan dingin gadis yang dicintainya dalam genggamannya.

“Aku membutuhkamu.” Ucap  Myungsoo mengecup tangan Suzy.

“Myungsoo,,” Minho maju satu langkah mendengar Suzy bicara, namun dia mengurungkan niatnya untuk mendekat.

“Benar,, ini aku. Ucapkan namaku lagi.”

Suzy menggerakkan lehernya menoleh Myungsoo. “Myungsoo, sejak kapan kau disini?”

“Minho Oppa,,,” Suzy beralih pada pria dibelakang Myungsoo.

~

Setelah empat hari akhirnya Suzy mengucapkan satu kata, dan kata pertama yang dia ucapkan adalah nama Myungsoo. Tidak ada yang tau apa yang Suzy pikirkan selama empat hari ini, Myungsoo dan Minho sama-sama tak percaya.

Suzy meminta Minho untuk meninggalkannya bersama Myungsoo sendiri, ada yang ingin Suzy katakan.

“Kenapa kau disini?” Pertanyaan Suzy hampir sama dengan Minho.

“Merindukakanmu, tentu saja. Kau tau aku tak bisa bernafas tanpamu.” Myungsoo ragu neraih tangan Suzy.

“Aku bukan gadis menyedihkan seperti yang kau pikirkan.”

“Aku tidak berfikir kau menyedihkan, aku berfikir kau menekutkan karna kau membuatku takut.”

Suzy tersenyum miring atas penuturan Myungsoo.

“Aku takut tidak bisa melihatmu, aku takut tak bisa bersamamu, dan ketakutan-ketakutan yang lain.”

“Tidak apa aku seperti ini?” Tanya Suzy ragu.

Tidak menjawab, Myungsoo justru mengatakan apa yang dirasakannya saat ini. “Kau membuatku ingin melindungimu tapi disisi lain kau juga membuatku berfikir aku tak akan bisa melindungimu. Apa yang harus kita lakukan?”

“Jangan berfikir untuk melakukan apapun.” Jawab Suzy.

Tanpa banyak berkata lagi, Myungsoo meraih tubuh Suzy kemudian memeluknya dengan tenang. Sedikit  perlawanan dari Suzy tak membuatnya melepas pelukan kepada sang gadis.

“Biarkan seperti ini. Mari yakinkan perasaan masing-masing. Lima menit saja, baru putuskan perasaanmu.” Ucap Myungsoo.

~

Myungsoo tak ingin pergi dari ruang rawat Suzy namun Minho menyuruhnya pergi karna sudah waktunya Suzy istirahat. Sebagai gantinya Minho mengajak Myungssoo berbincang dengannya dikantin rumah sakit.

Sebenarnya tak ada gunanya juga Myungsoo berada disana, Suzy sama sekali tidak bicara apapun setelah ucapannya yang terakhir.

“Kau mendengarnya kan? Kau pasti merasa bahagia.” Ucap Myungsoo.

l5

“Maksudmu Suzy menolakmu untuk yang kesekian kalinya?” Minho meneguk kopi pesananya. “Hanya lega, tidak sampai bahagia.”

“Aku harap aku bisa menyentuh hatinya.” Ucap Myungsoo.

“Kesempatan kedua lebih sulit kan dari pada peluang pertama?”

“Jangan sok bijak, kau bahkan tak pernah berhasil sekalipun.” Sindir Myungsoo.

“Nickhun hyung pernah bertanya sesuatu  padamu?”

Myungsoo berfikir, pertanyaan apa? Ada banyak pembicaraan yang dilakukan Myungsoo bersama Nickhun. Mungkin,, ada satu pertanyaan yang dingat Myungsoo, karna dia tak bisa menjawabnya. “Incident di Amerika?”

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

Myungsoo ragu, menanyakan perihal peristiwa di Amerika pada Jiyeon atau tidak. Myungsoo takut jika kebenarannya memang Suzy mencelakai Jiyeon sehingga menyebabkan dia kehilangan bayi mereka. Dengan keadaan Suzy seperti itu, bukan tidak mungkin Suzy memang melakukannya.

~

“Incident di Amerika?”

             Mengingat itu membuat Myungsoo merasa bersalah. Dia merasa kalut saat itu, Myungsoo mencaci Suzy karna suatu yang belum tentu kebenarannya.

            “Suzy mengalami cedera berat ditangan kanannya.” Terang Minho yang membuat Myungsoo terkejut. Kenyataan apa lagi ini? Belum cukupkah Suzy mengalami gangguan mental? “Aku pikir ada hubungan antara psikologi Suzy dengan luka ditanganya, karna dalam keadaan sadar, Suzy tidak mau tangannya diperiksa.”

“Aku tidak suka menemui orang itu jadi ini adalah tugasmu.” Ucap Minho.

~

Percakapan Myungsoo bersama Minho tadi siang seakan menekannya untuk bertanya pada Jiyeon, padahal sebenarnya dia tidak mau lagi melibatkan Jiyeon dalam hubungannya dengan Suzy.

“Apa yang terjadi pada kau dan Suzy saat aku tak bersama kalian?” Tanya Myungsoo langsung.

Jiyeon meletakkan sendok makannya disisi mangkok.

“Lakukan itu setelah makan malam.” Ucap Hojin.

Tak memperdulikan peringatan sang ayah, Myungsoo bertanya lagi, “Apa Suzy melakukan yang aku pikirkan?”

“Aku tidak ingin membicarakannya.” Jawab Jiyeon.

“Lalu sampai kapan kau akan membiarkan kesalahpahaman ini?”

“Myungsoo,,,”

“Semua orang sedang menunggumu bicara.” Lagi-lagi Myungsoo mengabaikan ucapan ayahnya.

“Oppa! Bagaimana aku bisa membicarakan hal yang menyakitiku? Peristiwa yang menyebabkan aku kehilangan bayiku, bagaimana aku bisa melakukannya?!” Ucap Jiyeon setengah berteriak. “Dulu dan sekarang, kenapa kau tak mengerti perasaanku?” Jiyeon meninggalkan meja makan.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

Hari berikutnya,,,

Myungsoo datang ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum berangkat kerja. Dia tersenyum sumringah dengan seikat bunga levender ditangannya. Sang pria tidak langsung masuk karna Nickhun dan Tiffany berada didalam ruang rawat Suzy.

“Bagaimana keadaan Eomma?” Tanya Nickhun. Sepertinya Nickhun menjaga Suzy semalaman, terlihat dari kelopak mata Nickhun yang sembab.

“Aku melarang eommonim datang kesini karna dia pasti akan menangis didepan Suzy.” Jawan Tiffany.

“Maaf ya, sebagai suami aku belum melakukan apapun untukmu. Kau justru ikut terbebani dalam masalah keluarga kami.”

“Meskipun kau pria yang sederhana tapi kadang kau punya sisi romantis yang aku suka. Ku pikir aku semakin mencintaimu.” Tiffany tersenyum lalu mengecup pipi Nickhun.

~

Sisi romantis?

Wanita menyukai sisi romantis yang kadang keluar dari seorang pria. Maksudnya merendahkan diri? Mengatakan dia tak bisa melakukan apapun untuk sang wanita.

Mungkinkah Suzy juga menyukai  pria seperti Nickhun? Seperti Tiffany mennyukai Nickhun, pikir Myungsoo dalam hati. Pasti. Biasanya wanita mencari sosok yang mirip dengan kakaknya atau ayahnya.

Tidak ada salahnya mencoba kan?

///////////////////////////////////////////////////////

A/N                  : Pengen end dichapter ini tapi ga tega Myungzy berakhir menyedihkan, makanya ditambah chapter lagi. 🙂

Thank for read. DON’T BE SILENT READER AND STOP PLAGIATOR!!! Sorry for typo.  Stay tune on this blog and wait the next chapter. Annyeooooong. 🙂

Penulis: cakho

Suka ngayal. Mendengarkan semua musik. Random. Multifandom but I'm Anime fan.

29 thoughts on “When Love Must Protect the Love (Chapter 14)

  1. Suzy kasihan.
    Jangan sad end yah.
    Myungzy Jjang.
    Fighting

    Suka

  2. yupz—bisa dibuat hepi end kan????? kalau sekiranya mau di-end-kan past part ini akan timbul byk pertanyaan menggantung nantinya…. (itu menurutku sbg pembaca, xixixixixi)

    dimulai dari jiyeon yg berikan penjelasan sbnrx ttg kecelakaan di miguk dlu—joongeum yg melunak—suzy yg sembuh mentalx n kembali ceria spt sblm ayahx meninggal…

    whooaaa—-byk bangetz ya????

    keep FIGHT Cahya Khosiah ssi…. ditunggu end yg mendebarkan n clear tanpa polemik….

    Suka

  3. kasihan liat uri suzy thor 😦 semoga ajaaa suzy cepat sembuh yaaa , dan happy ending ama myungzy yaa thor, iiih jiyeon kenapa sih gak mau ngomong yg kebenaraanya-,- di tunggu yaa thor next partnya fighting thor 🙂

    Suka

  4. Kasian uri suzy.. Jiyeon katakan sebener’a dong,jgn bikin myungsoo penasaran !! next part jangan sad thor suzy semangaaat… 🙂

    Suka

  5. Jiyeon nyebelin bgt masih ga mau cerita juga.
    Jadi inti Suzy depresi karna Myung ninggalin, marah n nuduh suzy? Bukan karna ayahnya meninggal?
    Next ditunggu hwaiting????

    Suka

  6. apa awalnya myung nyesel krna tau klw suzy punya gangguan mental? brarti myung ga tulus cinta sm suzy #nappeun
    knp jiyeon ga mau nyritain apa yg sbnernya trjd d amerika. ksian suzy 😦 dy bnr” nanggung beban yg berat
    aku ga ngrti sm prasaan myung. klw myung bnr” cinta sm suzy knpa dy slingkuh ma jiyeon??? knpa dy kyanya th ga bsa nrima klw suzy th punya gangguan mental??? knpa dy kyanya dy nyesel bngt dh ngemis cinta k suzy krna dy nyangka suzy th yeoja sempurna. dy th cm mainin prsaan suzy doang. walaupun skrng dy kyanya dh mlai tlus sm suzy tp ttp ajj myung bkin ksel eeeeeyyyyyssss NAPPEUN
    sbnrnya yg bkin smuanya rumit th myung sndri, yg bkin smua kacau th myung sndri #eyyy
    bnyak bngt yh unek” aku k myung #kkk mian ne eonn krna komennta pnjang #hehehe
    NEXT PART 😀

    Suka

  7. Mulai ada titik terangnya nh,mau end ya thor,ga sabar nunggu kelanjutannya~~~

    Suka

  8. author buat aku menangis, kenyataan memang menyakitkan tapi itu lebih baik 🙂 sampai kapan juga jiyeon diam saja bukankah kenyataannya semua sudah terluka..next partnya thor ^^

    Suka

  9. hua…, chingua…, kau membuatku mngis #lebayBiarin suzy, astaga.., jiyeon rsanya penegen aku cakar deh.., knapa cba dia gak mau ngejelsn semuanya…, dan myung. smpet kcewa ama dia, gak tulus?? awlnya, tapi akhrnya dia mnntkn jalannya. myung please bntu suzy…, soojung, kmu gak slh kok…, tes tes tes.., air mtaku jtuh.. aigoo

    Suka

  10. di tunggu part selanjutnya.. semoga happy ending..^_^

    Suka

  11. Thot jngn sad ending ne 😉
    ditunggu next chap
    Fighting

    Suka

  12. aaaaaa pengen teriakk.. gregett bangett, aigooo aku gak bisa ngomong apa apa lagi, ceritanya bikin aku gak diem bacanya haha
    di part sebelumnya maaf ya thor gak bisa komen knapa ya? padahal disana greget bangett teriaak teriak minho nya kenama?? hckj
    seperti sebelum sebelumnya aku masih berharap cerita ini berakhir bahagia antara suzy dan MINHO hehe aku berharap suzy bisa buka hatinya buat dokter kesayangannya.
    di tunggu kelanjutannya ya^^

    Suka

  13. awalnya sempet ragu sama myung,aku kira dia gak bkal suka lagi sama suzy setelah tau bahwa suzy gila,eh gataunya dia teteup setia,ayolah kapan jiyeon ngomongnya?!jangan end dululah thor,konfliknyakan belum terselesaikan,next part selalu ditunggu #bow 😉

    Suka

  14. kesalahpahamannya smoga cpt teratasi…

    Suka

  15. siapa jiyeon minta suzy nerima myngsoo, emang siapa y buat suzy makin gila, myungsoo&jiyeon lah,, gak mau menemui suzy karena gila (˘_˘💧)ck! (💧˘_˘)ck! (˘_˘💧)ck! mereka hidup enak, sedangkan suzy menderita
    awas aja suzy klo masih mikirin namja brengsek kyak gin
    myungsoo kok diem aja yah suzy dibuat menderita ama Jiyeon
        ()___/)()__/)
       (。ー∀ー)ε≦。)  〜♡
       /⌒ づ⊂⌒ヽ
    ~hug suzy~

    Suka

  16. huaaaa… sedih liat suzy… bingung pilih minho atau myungsoo..hehehehe

    Suka

  17. wah udah Lama Gg baca FF ini

    Jiyeon Udah Semakin Pusing kelihatannya

    Suka

  18. untuk pertama kalinya aku bisa senyum di part ini
    author debak!!!
    suka interaksinya khunfanny, nunggu jiyeon ngaku kyk gimana incident di amerika
    dan minho?? such a brave guy! keren deh karakternyan di sini, jhoa

    Disukai oleh 1 orang

  19. Authornim ªaƘů benci ama jiyeon 😦
    Setelah melihat suzy tau kenyataan ttg suzy knp dia masih aja egois ƍäª ♍ªŬ bilang kenyataannya. Katanya sahabat, tapi?
    ªaƘů harap ƍäª ada keraguan lgi di hati myung

    Suka

  20. Cie yg mau romantis2aan..
    Kiyuut

    Suka

  21. Jd ikutan nyesex hehehe
    akhir’y kebongkar suzy punya gangguan jiwa n tangan’y sakit

    Suka

  22. Semangat Myungsoo!!! Aku dukung Oppa lagi ya, hehe

    Suka

  23. syukurlah myungsoo bisa nerima keadaan suzy … semangat deh buat myungsoo buat ngeluluhin hati suzy & family 😀

    Suka

  24. Ada apa sih dhn insiden di amerika. Ah suzy cepet sembuh dongg

    Suka

  25. knp jiyeon gk mau jujur sih!! di sini bkn dy aja yg tersakiti.. suzy lbih parah

    Suka

  26. Nickhun so inspiring1 haha
    Ayok Myung coba tuh tips trik dari pasangan sweetest keluarga bae..
    Nah loh, Jiyeon masih egois aja…

    Suka

  27. jiyeon knapa gk ngomong yg sebenar nya..myungsoo oppa sabar ne

    Suka

Tell me what you feel,,