Title : When Love Must Protect the Love
Author : Cahya Khosyiah
Main Cast : Kim Myungsoo | Bae Suzy
Other Cast :Nichkhun | Tiffany | Joongeum | Minho | Soojung | Seunghom| Jieun | Jiyeon | Sungjong | Hyeri
Original Cast : Choi Doctor’s | Chun Unjeonsa | Ok Biseo | Oh Ajuhmma | Wang Biseo | Seo Nara
Pairing : Myungzy (Myungz+Suzy)
Genre : Angst, Romance
Rate : 17+
Disclaimer : Cerita ini hanya karangan fikti belaka, hasil dari imajinasi liar author. Jika ada kesamaan tokoh dan karakter adalah sebuah ketidak sengajaan. Cast dalam cerita ini milik agensi dan keluarga masing-masing. But this story is my mine.
Huruf tebal untuk flashback
R&R
//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////
“Maaf ya, sebagai suami aku belum melakukan apapun untukmu. Kau justru ikut terbebani dalam masalah keluarga kami.” Ucap Nickhun lembut.
“Meskipun kau pria yang sederhana tapi kadang kau punya sisi romantis yang aku suka. Ku pikir aku semakin mencintaimu.” Tiffany tersenyum lalu mengecup pipi Nickhun.
Diluar Myungsoo menunggu Nickhun dan Tiffany pergi dari ruang rawat Suzy. Setelah Nickhun keluar, Myungsoo berfikir apa yang harus dia lakukan karna Tiffany tak beranjak dari sana, sepertinya ini giliran Tiffany jaga.
Satu nama muncul dikepalanya. Nama yang tidak disukai Myungsoo, juga nama yang menjadi harapan Myungsoo.
‘Aku tidak bisa masuk karna Tiffany noona ada didalam.’
Myungsoo mengerim pesan singkat pada Minho.
‘Hadapi dia kalau berani.’
Balas Minho, kemudian Myungsoo membalas lagi. ‘Jika kau ingin terjadi keributan,’
Tak beberapa lama Minho datang seperti permintaan Myungsoo, dia membujuk Tiffany untuk keluar dari ruang Suzy dengan satu alasan dan lain sebagainya.
~
“Selamat pagi,,” Sapa Myungsoo yang ditanggapi Suzy hanya dengan sebuah lirikan.
Pria ini meletakkan bunga yang ia bawa ke dalam vas yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit.
“Kau terlihat membaik.” Myungsoo menyepatkan anak rambut Suzy dibelakang telinga, berbeda dari sebelumnya kini Suzy hanya diam ketika Myungsoo menyentuh kulitnya.
Tak disangkal, keadaan Suzy memang semakin membaik sejak Myungsoo mengunjunginya tempo hari. Dia tidak lagi melakukan hal yang menyakiti dirinya sendiri, meski kadang Suzy hanya diam tanpa ekspresi.
Myungsoo melihat buku gambar diatas meja. Setahu Myungsoo, Suzy memang hobi menggambar. Bermain piano hanya untuk keahlian lain.
“Aku pergi dulu, jaga dirimu.” Myungsoo mengacak pelan kepala Suzy.
“Myungsoo,,, terimakasih.” Ucap Suzy ketika Myungsoo sudah berada diambang pintu. Myungsoo tersenyum mendengar ucapan terimakasih Suzy, Apakah Myungsoo sudah menyentuh hati sang gadis?
“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””
Dihari berikutnya juga begitu, Myungsoo menjenguk Suzy sebelum berangkat kerja. Bedanya hari ini dia tau kapan waktu yang tepat untuk masuk ke ruang rawat Suzy. Myungsoo dan Minho sudah mengatur agar Tiffany tidak bersama Suzy saat Myungsoo datang.
“Apa yang ada dikepalamu?” Tanya Myungsoo heran, sejak kapan Suzy memakai bando? Berwarna pink pula.
“Tidak cocok ya?”
“Cocok, kau jadi terlihat cute.” Myungsoo mencubit pelan pipi Suzy.
“Minho oppa bilang, aku bisa melakukan sesuatu yang aku suka agar cepat pulih.” Jawab Suzy. “Karna kertas gambarku sudah habis jadi aku buat hias kepala dari potongan kain.”
“Dari mana kau dapat potingan kain?” Myungsoo duduk diranjang Suzy.
“Dari suster.”
“Kau bisa meminta Minho membawakanmu buku gambar.” Terang Myungsoo.
“Aku ingin memintamu.” Ucapan Suzy mengejutkan Myungsoo.
Suzy menginginkan sesuatu dari Myungsoo,bukankah itu artinya Suzy mulai membuka dirinya untuk Myungsoo. Myungsoo tersenyum karnanya..
~
“Eomonim akan membunuhku jika dia tau aku membiarkanmu menemui Suzy.” Ucap Minho.
“Jangan sampai beliau tahu kalau begitu.” Myungsoo dan Minho berjalan dilorong rumah sakit.
Dua orang ini harus melupakan ego masing-masing, bekerja sama demi kesembuhan Suzy.
“Aku tidak akan mengataka apapun sebelum Suzy benar-benar pulih.” Jawab Minho.
“Apa yang kalian bicarakan?” Suara seorang wanita, Myungsoo dan Minho sama-sama terkejut dengan kehadiran Tiffany dibelakang mereka.
“Kau,,, kalian,,,” Tiffany menunjuk Myungsoo dan Minho secara bergantian, tak percaya dengan percakapan yang dia dengar. Jadi ini kenapa Minho selalu membujuknya untuk pergi ke kantin atau pergi ke kamar mandi saat dia datang.
Minho membantu Myungsoo menemui Suzy? Kenapa? Bukankah Minho menyukai Suzy? Tiffany benar-benar tak habis fikir.
~
“Seharusnya kalian memberi tahuku.” Ucap Tiffany melipat kedua tanganya didepan dada, sedangkan dua orang yang mejadi tersangka tadi hanya menunduk takut. Tiffany akhirnya mengerti setelah Minho menjelaskan keadaan yang terjadi.
“Jika itu demi kepentingan adikku tentu saja aku mengijinkannya, aku yakin Nickhun juga begitu. Tapi kau benar tidak masalah?” Tiffany bertanya pada Minho.
“Tidak, Aku ingin Suzy cepat pulih dan melihatku sebagai pria.”
“Ch,,” Myungsoo berdesis mendengar jawaban Minho. “Jangan patah hati ya jika Suzy lebih melihatku nantinya.”
“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””
Seperti janjinya kemarin, hari ini Myungsoo membawa buku gambar untuk Suzy. Ternyata lebih nyaman setelah Tiffany mengetahui rahasia Myungsoo, kakak ipar Suzy itu akan pergi jika Myungsoo datang.
“Kau menggambar semua bunga yang aku bawakan?” Myungsoo membuka lembaran-lembaran hasil karya Suzy.
“Aku juga memberikan tanda nama.” Suzy menunjukan barisan huruf latin disudut bawah kertas.
“MyungSuzy?”
“Jelek?” Suzy mengadahkan kepala dihadapan Myungsoo. “Aku bisa mengapusnya.”
“Bagus, biarkan saja” Myungsoo mencegah tangan Suzy yang hendak merebut buku yang dia bawa.
“Hari ini aku tidak bisa lama menjengukmu.” Kata Myungsoo.
“Ada masalah di perusahaanmu?”
Myungsoo menggeleng, “Hanya permintaan semakin menurun.”
“Itu hal yang wajar, orang kan tidak setiap hari membangun rumah.” Ucap Suzy sambil tersenyum, senyum yang bisa menenangkan Myungsoo.
~
Sekertaris Seo masuk ke ruangan Myungsoo dengan wajah resah. “Sajangnim, Apa anda sudah melihat website resmi Irwol Resort?”
“Kenapa?” Myungsoo menulis kata kunci ‘Irwol Resort’ di komputernya, dia meng-klik kalimat berwana biru dibagian paling atas.
“Nama perusahaan kita tidak ditulis diprofil mereka.”
Myungsoo melihat nama ‘Irwol Property’ yang ditulis sebagai perancang bukan nama perusahaannya. “Bagaimana bisa?”
“Anehnya mereka tetap mengirim royalty. Ini bertanda buruk, sajangnim.”
“Aku tau.” Jawab Myungsoo ikut risau. “Panggil arsitek kita, kita akan melakukan tuntutan.”
“Berita buruknya adalah arsitek kita sudah keluar sejak seminggu yang lalu. Menurut kabar dia pidah ke Irwol Property.”
“Apa?” Myungsoo membulatkan mata atas keterangan sekertarisnya.
Inikah alasan kenapa Suzy dipindahkan ke kantor lain? Mereka tidak ingin Suzy terlibat dalam permainan kotor ini. Tapi siapa diantara mereka, Joongeum atau Nickhun?
“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””
Suzy menggandeng lengan Ninckun masuk ke dalam mobil. Setelah seminggu lebih dia berada di rumah sakit, hari ini Suzy diperbolehkan pulang. Dengan catatan dia dalam masa ‘rawat jalan’.
Suzy menatap rumah sakit itu dari dalam mobil. Tempat yang membuatnya sadar bahwa ada banyak orang yang melindunginya.
Minho, saat semua orang sedang tertidur, dia justru datang ditengah malam untuk mengecek keadaannya.
Soojung yang histeris ketika dia tau Suzy sakit. Joongeum yang tak sanggup melihat Suzy tersiksa. Dan Nickhun serta Tiffany yang tak pernah lelah bergantian menjaganya.
Kemuadian tentu saja Myungsoo, sungguh diluar perkiraan Myungsoo tetap bertahan bersama Suzy. Padahal Suzy sudah bersikap acuh padanya.
Suzy berjanji dia akan sembuh untuk orang-orang yang mencintainya, juga demi sang ayah.
~
“Kau mau kemana?” Tanya Tiffany ketika Nickhun kembali masuk kedalam mobil setelah sampai rumah.
“Mengambil sesuatu.” Nickhun mengecup puncak kepala Tiffany sebelum pergi.
~
Jiyeon menunduk didepan Nickhun. Sebenarnya Jiyeon berusaha menghubungi Nickhun sejak dua hari yang lalu, namun Nickhun belum bisa menemuinya karna dia harus membagi waktunya untuk Suzy dan perusahaan.
“Kau mau mengatakannya sekarang?”
Jiyeon mengangguk, “Aku mengatakannya pada Oppa karna kau orang yang dipercaya Suzy sejak dulu. Dan aku juga percaya Oppa.” Suara Jiyeon mulai bergetar.
“Dulu aku iri pada Suzy karna dia mendapat banyak perhatian, Ibu dan kakak tiri yang sangat menyayanginya. Oppa juga memperlakukan ku dengan baik, tapi aku berusaha mengabaikannya.”
“Kau juga adikku.” Ucap Nickhun, Nickhun mengerti perasaan Jiyeon karna dia juga pernah merasakannya.
Perasaan ketidak adilan. Ada banyak anak didunia ini tapi mengapa dia yang hidup tanpa orang tua. Namun perasaan itu hilang ketika Ibunya –Joongeum- mengendong Nickhun masuk kedalam rumah mereka. Ayahnya –Yongjoon- berkata bahwa orang yang dia sayangi selalu hidup didalam hatinya.
Jiyeon juga begitu, dia hanya membutuhkan pegangan.
“Setelah ini aku akan pergi.”
“Baiklah. Akan ku dengarkan.”
“Saat itu,,,”
Nickhun mendengarkan cerita Jiyeon, mulai dari pertemuan awal mereka di Amerika sampai incident yang menyebabkan Jiyeon kehilangan bayinya, serta keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Myungsoo.
“Aku merasa lega karna tlah melepas bebanku dihadapan Oppa.” Ucap Jiyeon menagis. “Ucapkan salam perpisahanku pada Suzy dan yang lain.”
“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””
“Aku tak bisa menemuimu pagi ini karna kau kembali kerumah.” Ucap Myungso dalam telfon. Dia memutuskan menggunakan waktu istirahatnya untuk menelfon Suzy, melupakan sejenak masalah perusahaan yang timbul akhir-akhir ini.
“Kau tidak suka aku sembuh?”
Myungsoo seharusnya senang karna Suzy bisa pulih dengan cepat, namun pria ini justru sedih karna artinyan dia tak bisa bertemu Suzy lagi dipagi hari.
“Aku merindukkanmu.”
Tak ada respon dari Suzy.
“Ayo bertemu.” Ucap Myungsoo lagi.
“Kita baru bertemu kemarin.”
“Maksudku bertemu sebagai pria dan wanita.”
~
Kalimat Myungsoo tadi siang membuat Suzy tak bisa menolak ajakan sang pria. Kata yang biasa bila didengar orang lain namun terdengar berbeda ditelinga Suzy.
‘… bertemu sebagai pria dan wanita’
Membayangkan wajah Myungsoo saat mengatakan itu saja membuat hati Suzy berbunga, apalagi Myungsoo benar berada didepannya.
Awalnya Nickhun dan Joongeum tak mengijinkan Suzy keluar. Beruntung dia punya kakak ipar yang genius, Tiffany membantu ia meyakinkan kakak dan Ibu mereka bahwa Suzy akan baik-baik saja, ‘dia butuh udara segar’ kata Tiffany. Hebatnya Tiffany, dia bahkan membuat Nickhun dan Joongeum tak bertanya Suzy mau kemana dan bersama siapa? Mereka melepaskan Suzy begitu saja.
Suzy memarkirkan mobil miliknya jauh dari restoran sehingga dia harus berjalan beberapa meter untuk sampai.
Sederhana, kesan pertama Suzy saat masuk ke dalam. Sepertinya Myungsoo memang menyukai tempat yang sederhana, mengingat waktu itu –saat perjalanan- Myungsoo juga memilih restoran sederhana. Dulu selalu Suzy yang memilih tempat makan untuk kencan jadi dia tidak tau bagaimana selera Myungsoo.
Suzy menajamkan matanya menelusuri setiap sudut restoran. Sayang, dia tak menemukan orang yang di cari. Suzy mengambil benda ponsel dari dalam tas kemudian menempelkannya ditelinga.
“Kau sudah sampai? Aku segera kesana.” Ucap Myungsoo terdengar tergesa-gesa. Kalau memang sibuk tidak perlu minta bertemu, batin Suzy.
~
30 menit,,,
Suzy mengadahkan kepalanya keatas, dilihatnya Myungsoo dengan penampilan berantakan. Dasi longgar dan lengan kemeja dilipat sampai siku, belum lagi rambutnya yang acak-acakan.
“Kau sudah lama?”
“30 menit lebih 47 detik.” Jawab Suzy melihat jam yang melingkar ditangan kirinya. “Apa masalah perusahaanmu serius?” Tanya Suzy.
“Tidak.” Jawab Myungsoo tersenyum.
“Jangan terlalu serius, aku tidak pernah melihatmu begini.” Suzy mengulurkan tangan dari sebrang meja, menyisir lembut rambut Myungsoo dengan tangannya. “Apa yang kau fikirkan?” Tanya Suzy melihat ekspresi Myungsoo yang aneh.
“Aku sedang berfikir untuk mengacak rambutku sebelum bertemu agar kau bisa merapikannya.”
Suzy menarik tanganya kembali.
“Kapan kau akan mulai bekerja?” giliran Myungsoo bertanya.
“Minho Oppa menyuruhku beristirahat dulu selama dua minggu tapi ku rasa aku tidak bisa selama itu.”
Choi Minho lagi? Myungsoo pikir karna dia membantu pemulihan Suzy, sang gadis tidak akan bergantung pada Minho lagi, ternyata tidak semudah itu melepaskan Minho dari hidup Suzy.
“Kenapa dengan wajahmu?” Suzy heran, Myungsoo yang mengajaknya bertemu tapi dia justru memasang ekpresi muram diwajahnya.
Dering ponsel Myungsoo menyelamatkannya untuk tidak menjawab pertanyaan Suzy, dia tidak tahu jawaban apa yang akan diberikannya pada Suzy. Cemburu pada Minho? Jangan gila.
“Sekertaris Seo,,,” Jawab Myungsoo.
“Saya sudah berbicara pada arsitek kita secara pribadi.”
“Lalu?”
“Tebakan saya benar, dia pindah atas desakan Irwol Property. Dengan tawaran gaji yang tinggi dan sebagainya.”
Myungsoo menatap Suzy sambil menujukkan senyum andalannya.
“Kita bahas besok.” Myungsoo menutup telfon.
“Kau bisa kembali ke kantor jika memang mendesak.” Ucap Suzy.
“Aku bukan Nickhun hyung yang gila kerja,” Ucap Myungsoo masih dengan senyumnya.
“Kau bisa mengatakan itu padahal kau terlambat datang, dengan keadaan berantakan lagi.”
“Kau marah karna aku terlambat?”
“He?” Suzy menyerit, dia juga heran kenapa berkata seperti tadi. Kalimat itu keluar begitu saja dari mulutnya.
“Aku senang kau marah. Dulu kau hanya bilang ‘bukan masalah’ saat aku melakukan kesalahan.” Ucap Myungsoo menirukan logat tanpa ekspresi Suzy.
Benarkah? Suzy menatap Myungsoo. Seingatnya justru Suzy yang banyak melakukan kesalahan dan Myungsoo hanya tersenyum memaafkan Suzy.
“Supnya hampir dingin makanlah.”
Suasana sunyi beberapa menit, Myungsoo dan Suzy menikmati makanan yang terhidang didepan mereka.
“Jujur padaku, perusahaanmu sedang bermasalah kan?” Suzy teringat rumor yang terakhir dia dengar. Rumor, Irwol Property sebagai perancang resort bukan Kim Property. “Aku akan,,,”
“Bisakah kau tidak terlibat dengan dunia bisnis?” Myungsoo memotong ucapan Suzy, dia tahu Suzy pasti akan menawarkan bantuan.
“Kita,,, tidak dalam posisi,,, untuk saling mencampuri dunia masing-masing.” Ucap Suzy.
“Benar, Aku lupa.” Myungsoo menampakkan senyumnya kembali. “Jika aku dalam posisi itu mungkin aku akan hancur.”
“Kenapa?”
“Aku akan memintamu tetap dirumah, Aku tidak akan tahan untuk menonjok laki-laki yang memandangimu. Rasanya ingin menyimpanmu didompetku agar aku bisa membawamu kemana-mana tanpa dilihat orang lain.”
Gombalan kuno tapi membuat Suzy melayang. Jika bisa dia ingin tersenyum, sayang bibirnya sulit dilengkungkan keatas.
“Kapan kita bisa bersama?”
Suzy menghela nafas, pertanyaan menagih itu lagi. Kenapa Myungsoo tidak belajar dari pengalaman? “Aku tidak pernah menyuruhmu menunggu.”
“Tapi setiap aku melihatmu seolah kau berkata ‘tunggu aku, tunggu sebentar lagi’.”
Jika saja aku bisa memintamu menunggu,,, tapi apa gunanya kita saling menunggu? batin Suzy. Belum resmi menjalin hubungan saja mereka sudah bertengkar karna sesuatu yang sebenarnya tidak berdasar, bagaimana nanti? Bukankah masalah yang akan mereka hadapi lebih berat? “Itu hanya ada dalam pikiranmu. Sekarang aku perjelas, dengarkan kata-kataku baik-baik.”
“Jangan pernah menungguku. Pergi dari hidupku.”
“Aku juga ingin pergi tapi ku rasa aku sudah dalam tahab ‘tak bisa hidup tanpamu’.” Myungsoo.
“Aku tidak merasakannya.”
“Apakah Choi Minho bisa melindungimu seperti yang kau inginkan?”
“Myungsoo,,,Ini bukan tentang Minho atau tentang Jiyeon atau tentang siapapun, ini tentang kita.” Ucap Suzy penuh penekanan.
“Apa kau baru saja bilang ‘Kita’?”
“Ya, benar.” Suzy menatap Myungsoo, begitu juga sebaliknya.
Bukan tentang kelebihan Minho dibanding Myungsoo. Bukan tentang perselingkuhan yang dilakukan Myungsoo bersama Jiyeon. Myungsoo menebak, bukan juga karna restu keluarga Suzy. Jadi masalahnya pada diri mereka masing-masing.
“Aku tidak ingin memulai sesuatu yang aku tau akhirnya akan menyakitkan.”
“Tapi jika kita tidak memulainya, aku akan merasa sakit dari awal sampai akhir.” Ucap Myungsoo. “Bagaimana agar kita bisa bersama?” Myungsoo akan berubah untuk Suzy.
“Kita sudah pernah mencoba sebelumnya tapi tidak berhasil.” Suzy bangkit berdiri.
Myungsoo membiarkan Suzy keluar restoran tanpa menyelesaikan makan mereka. Namun tak sampai satu menit Myungsoo juga ikut berdiri, dia mengejar Suzy yang baru beberapa langkah dari restoran.
“Aku mencintaimu,,” Myungsoo menarik tangan Suzy, memutar badan gadis tersebut menghadapnya.
“Kau tidak dengar? Aku tak bisa hidup tanpamu.” Myungsoo membentak Suzy.
“Myungsoo,,,”
“Tadi, baru saja. Saat kau pergi, aku merasa tak bisa bernafas. Jadi apa yang bisa kulakukan ketika kau tak bersamaku?” Myungsoo frustasi. “Tolong tetep bersamaku.”
“Aku tidak tau apa aku menyukaimu juga,,,” Jawab Suzy ragu. “Tapi aku ingin bersamamu.”
Myungsoo menegakkan kepalanya. Melihat wajah gadis didepannya lebih dalam. Jantung Myungsoo berdetak keras, tubuhnya seakan kaku, tidak tau apa yang harus dia lakukan, sampai Suzy mendekat untuk memeluk tubuh Myungsoo.
“Kau seperti orang bodoh.”
Myungsoo juga bisa merasakan jantung Suzy yang berdetak keras seperti dirinya. Ini tidak mimpi. Suzy,,, dia menerima cinta Myungsoo. Suzy baru saja bilang dia ingin bersama Myungsoo.
~
“Kenapa kau menatapku seperti itu?”
Mereka berada didalam mobil Suzy, udara cukup dingin diluar. Tidak ada yang tahan berlama-lama diluar dengan udara sedingin ini.
Saling menghangatkan badan hanya dengan berpelukan? Jangan konyol. Ini 2014, dimana global worming semakin berdampak pada lingkungan.
“Kau juga tidak berhenti tersenyum.” Jawab Myungsoo.
“Rasanya aneh.” Suzy memainkan tangan Myungsoo dalam genggamannya
“Kau juga merasakannya kan? Ku pikir kita sudah melakukannya dengan baik. Wajahmu bahkan memerah.”
Suzy melepas genggaman Myungsoo, meletakkan tangannya pada kedua pipinya. “Ini karna udaranya.”
Myungsoo kembali menarik tangan Suzy, “Maksudmu permasalahan kita ada pada diri masing-masing kan?”
Akhirnya Myungsoo mengerti.
“Untuk itu, mari ungkapkan pendapat masing-masing mulai sekarang. Katakan hal yang disukai dan tidak disukai pada masing-masing, kita harus berbicara tentang semua hal.” Ucap Myungsoo.
“Tentu saja, aku sudah melatih itu sejak lama. Kata Minho Oppa, aku harus mengatakan hal yang ku sukai dan hal yang tidak ku sukai, itu sedikit mengurangi tekanan selain itu,,,”
“Cukup.” Myungsoo mengangkat kedua tangannya. “Hal pertama yang tidak kusukai adalah terselip nama manusia itu dipembicaraan kita. Dan berhenti memangginya Oppa, dia doktermu bukan kakakmu.”
“Tapi Minho Oppa,,, maksduku Dokter Choi merupakan orang yang berperan penting dalam hidup kekasihmu.” Ucap Suzy.
“Kekasihmu?” Myungsoo tersenyum hampir tertawa. “Aneh sekali rasanya mendengarmu mengakui diri sebagai pacarku.”
“Sudah kubilang rasanya aneh.” Suzy ikut tersenyum.
“Cah,,, sudah jam segini, kau harus sampai rumah sebelum jam 9.” Myungsoo menstater mobil Suzy.
“Bagaimana mobilmu?”
“Aku tidak bawa mobil.” Jawab Myungsoo enteng.
“Lalu bagaimana kau pulang nanti?”
“Naik bus, tadi berangkat aku juga naik bus.” Myungsoo mulai menjalankan mobil.
“Kau,,? Kau merencanakan ini?” Suzy tak percaya.
“Binggo!”
“Bagaimana jika tadi aku menolakmu?”
“Aku mungkin naik ambulan. Sudah ku bilang, aku tak bisa hidup tanpamu.”
“Myungsoo,,,”
Myungsoo menoleh pada Suzy, dia menepikan mobil karna sepertinya hal yang akan diungkapkan Suzy adalah hal yang serius.
“Jangan bicara ‘tak bisa hidup’ lagi dan jangan bertanya ‘kau mencintaiku kan?’, jangan bicara sesuatu yang membuatku takut.”
Myungsoo mengerti, untuk orang seperti Suzy satu kalimat biasa saja bisa menyakitinya.
“Tanpa kau mengatakannya aku tahu bahwa kau mencintaiku. Cukup lakukan ini, sambil menatap mataku” diletakkan tangan suzy pada pungunggung tangannnya.
Suzy diam, beberapa detik kemudian dia mengangguk.
“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””
Beberapa hari yang lalu Jiyeon bilang dia akan mencari tempat tinggal lain. Meski tidak tega, Myungsoo dan Hojin mendukung keputusan Jiyeon itu, Seoul bukan London yang membiarkan mereka yang tidak ada hubungan darah tinggal bersama. Ada banyak mata dan mulut mengawasi. Taj disanggka, Jiyeon sungguh melakukan perkataannya. Myungsoo duduk ruang makan dan tak melihat Jiyeon ada disana.
“Jiyeon tidak bilang dia akan tinggal dimana.” Ucap Hojin.
“Korea lebih mudah dari London, dia bisa menjaga dirinya,”
“Kau berkencan di rabu malam?” Hojin menatap Myungsoo yang terlihat sumringah sejak pulang tadi malam.
“Aku dan Suzy resmi berpacaran.” Tanpa ragu Myungsoo mengatakan perihal hubungannya dengan Suzy pada Ayahnya. Jujur, ini adalah pertama kalinya Myungsoo mengungkapkan hal pribadi dalam hidupnya.
“Jaga orang yang kau cintai dengan baik, jangan seperti Ayah.” Hojin menepuk pundak Myungsoo.
Myungsoo menyerit heran, siapa wanita yang tidak bisa Ayahnya jaga? Ibunya atau wanita lain?
~
Jiyeon memegang alamat yang diberikan olah resepsionis agency Seungho. Ini adalah alamat perusahaan Soojung.
Mereka bilang Seungho sedang bekerja untuk sebuah perusahaan periklanan. Dari sekian banyak perusahaan periklanan, kenapa Seungho memilih perusahaan Soojung?
~
Seungho berdiri terpaku melihat orang yang tlah lama tak ditemui kini berada beberapa langkah didepannya.
“Park Jiyeon,,”
Jiyeon maju mendekat, “Oppa, aku malu mengatakan ini. Tapi, bisakah kau membantuku?”
Seungho berdehem, Jiyeon benar-benar membutuhkan bantuan.
“Apertemen milikku sudah ku jual sebelum berangkat ke London, sekarang Aku tidak punya tempat tinggal. Bisakah kau carikan aku tempat tinggal? Jauh dari Seoul lebih baik.” Ucap Jiyeon
~
“Sepertinya wanita itu mengenal Seungho Sunbae,,”
Jieun menolehkan kepala, mengikuti arah pandang asistennya. Seorang wanita dengan jaket tebal sedang berbicara dengan kekasihnya.
Jieun tidak bisa melihat dengan jelas siapa wanita itu karna sebagian wajahnya tertutup rambut, namun dilihat dari caranya berdiri sepertinya Jieun mengenalnya. “Jiyeon?” Dia ragu menyebutkan satu nama tersebut.
~
Gadis mungil itu bisa mendengar Jiyeon meminta bantuan pada Seungho.
“Aku akan membantumu.” Ucap Jieun.
“Apa tidak masalah?” Seungho khawatir.
“Aku akan membantunya Oppa.” Jieun meyakinkan Seungho.
“Tapi aku dan Seungho Oppa,,,,”
“Aku tau. Seungho Oppa sudah mengatakannya.” Potong Jieun. “Justru karna itu aku akan membantumu. Bagaimana pun kau pernah menjadi orang yang berharga bagi Seungho Oppa. Aku melakukannya karna aku menghargaimu.”
“Kau benar mengatakannya?” Seungho.
“Menurutmu?” Tanya balik Jieun. “Tentu saja tidak. Aku mengatakannya supaya kalian merasa tidak enak dengan begitu kau tidak akan meninggalkanku dan Jiyeon tidak akan mendatangimu lagi. Seungho Oppa, nae kkoya.” Jieun mengatakan kalimat terakhir dengan tegas.
“Andai saja Suzy bersikap sepertimu,,,” Ucap Jiyeon menghela nafas.
“Ch,, Bagaimana kau melakukan itu pada Suzy?” Tanya Jieun tak habis pikir. “Kau lupa bagaimana Suzy memperlakukanmu? Meski semua orang melemparinya dengan batu seharusnya kau tidak melakukannya. Dia sudah menganggapmu sebagai keluarga.”
Jiyeon diam, mendengarkan kalimat yang ditujukan padanya
“Itulah kenapa orang bilang ‘jangan memelihara anak harimau’ sepatuh apapun dia suatu nanti dia akan menggigitmu.”
“Arra,,” Jiyeon menunduk penuh penyesalan.
~
“Mani mogo.” Suzy menekan Sandwich kedalam mulut Myungsoo.
Myungsoo tersendak karna sandwich yang dimasukkan Suzy terlalu banyak “Mul.”
Suzy menekan angka dua pada telfon meja Myungsoo cukup lama. “Sekertaris Seo,, bawakan air putih.”
Sekertaris Myungsoo sempat ragu karna pemandangan diruang kerja sang atasan, tidak pernah dilihat sebelumnya. Myungsoo duduk dikursinya sendiri sedang Suzy duduk diatas meja didepan Myungsoo. Dia masuk dengan segelas air ditangannya, “Silahkan.”
Suzy mengambil air itu kemudian meminumkannya pada Myungsoo.
“Kau mau membunuhku?” Myungsoo terbatuk-batuk.
“Salah sendiri memintaku membawakan makan siang. Kau pikir aku tidak sibuk?”
“Katamu pekejaanmu hanya ada diawal dan akhir bulan.” Myungsoo masih ingat jelas perkataan Suzy.
“Tapi tidak memasak juga. Lebih baik aku membantumu saja, bagaiman? Jika cepat selesai, kita bisa makan diluar.”
“Pekerjaanku tidak banyak.” Myungsoo mengambil kembali berkas ditangan Suzy.
“Bagaimana bisa? kau selalu pulang telat.”
Sekertris Myungsoo hanya menatap perdebatan dua insan yang baru resmi berhubungan itu.
“Aku tidak punya pekerjaan kan, sekertaris Seo?”
Sang sekertaris hanya mengangguki pertanyaan Myungsoo, padahal dia tidak terlalu mendengar pertanyaan atasannya.
“Bohong. Aku sekarang tau wajahmu yang sedang bohong atau tidak.” Suzy merapikan tempat bekal yang dia bawa.
“Iya aku jujur. Tapi aku sudah menemukan orang yang bisa membantuku.”
“Siapa?” Suzy menautkan kedua alisnya.
///////////////////////////////////////////////////////////////////////////////
A/N : Maaf,,, aku ada acara KMD tiba-tiba gitu, awalnya aku ga pengen ikut tapi temen-temen nyaranin ikut,ya aku ikut deh.
Thank for read. DON’T BE SILENT READER AND STOP PLAGIATOR!!! Sorry for typo. Stay tune on this blog and wait the next chapter. Annyeooooong. 🙂
Desember 29, 2014 pukul 3:53 am
Wahhh myungzy sudah resmi.
Yeyyyyyy
Johaaaa….
Next ditunggu.
Fighting
SukaSuka
Desember 29, 2014 pukul 9:53 am
omooo kirain appanya suzy jahat ternyata gak-,- omooo kayaknya soojung uda mau baikan lagi deh ama suzy;;) cieyeee suzy bilangi myung saranghae>< di tunggu yaaa thor next partnya fighting thor 🙂
SukaSuka
Desember 29, 2014 pukul 11:14 am
Aigoo akhirnya myungzy bersatu
next thor 🙂
SukaSuka
Desember 29, 2014 pukul 3:57 pm
Akhirnya Suzy Myung pacaran lagi.
Siapa orang yg mau bantu Myung?
SukaSuka
Desember 29, 2014 pukul 11:48 pm
huaaaaaaaaa akhirnya myungzy blikan #chukkae 😀 smoga langgeng ne 😉
aigoo jiyeon bnr” nappeun pdhal suzy slalu baik k dia dlu tp jiyeon mlah nghianatin suzy #ckckck
NEXT PART 😀
SukaSuka
Desember 30, 2014 pukul 4:24 pm
johae…next..myungzy kyeopta…..fany joha..next…fighting ne…..
SukaSuka
Januari 1, 2015 pukul 7:09 am
ini belum berakhir kan thor?
kalau belum di tunggu kwlanjutannya, pasti wanita ya g di cintai ayah nya myung ibunya suzy ya.. heeh gimana nasib minho? aigoo
SukaSuka
Januari 2, 2015 pukul 6:28 am
belum ko
SukaSuka
Januari 1, 2015 pukul 10:58 am
Akhirnya MyungZy balikan lg..suzy jga skpnya makn terbka..lucu deh liat mrk kayak gtu~~~
Lanjut thor~~~~~!!!!!
SukaSuka
Januari 2, 2015 pukul 3:34 am
Senangnya.. Akhirnya myungzy jadian jg 🙂
btw, yg ngrusuhin perusahaannya myungpa sapa… Apa joogeum..eommanya zy eon…
thanks buat update.annya eon… 🙂
SukaSuka
Januari 2, 2015 pukul 3:08 pm
gomawo thor akhirnya update juga ^^ sumvah ini ff makin keren aja 😉 joahhh akhirnya myungzy udah resmi berhubungan dan udah mau saling terbuka..sweettttt! Ditunggu next partnya!fighting!!
SukaSuka
Januari 2, 2015 pukul 6:37 pm
bener bener deh cinta tuh gak ada logikanya, suzy masih mau nerima cinta namja brengsek macam myungsoo, gue aja y baca masih sakit hati, sakitnya tuh disini 👉💔
myngsoo&jiyeon tuh tidak menyesal kyaknya menghancurkan hidup suzy
itu jiyeon hidupnya enak bnget yah udah menghacurkan hidup temanya…
daebak author ffnya bikin aku illfeel myungsoo, tapi tidak mengurangi rasa suka aku ama myungzy *ini mah udah kronis*
gue MyungZy shipper, tapi untuk ff ini MinZy deh
ditunggu penyesalan&kesungguhan myungsoo
/) /)
(ฅ• ₃ •ฅ)ﻌﻌﻌ♥
°walaupun aku tidak merayakannya
╔════ ೋ ღღ ೋ ══════╗
🎀 HAPPY NEW Year 2015 🎀
╚════ ೋ ღღ ೋ ══════╝
*akhirnya semua chapter udah aku comment
SukaSuka
Januari 5, 2015 pukul 1:20 am
terimakasih reviewnya 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Januari 2, 2015 pukul 6:38 pm
Reblogged this on bsuji1994 and commented:
🇮️🇿 🇮 🇳️
🇷 🇪 B ️ L O G
SukaSuka
Januari 3, 2015 pukul 1:46 am
Aigo akhir’a myungzy jadian juga
Chukae heheheh
Annyeong thor aq reader baru
Ikut baca ff’a yah
Fighting ne
SukaSuka
Januari 5, 2015 pukul 1:19 am
Iyaaaa 🙂
SukaSuka
Januari 3, 2015 pukul 9:23 am
yeayyyyy—-aku senang aku senang aku senang—-part ini membuatku bersemangat untuk menanti part berikutnya—aaahhh—romance MyungZy entah mengapa sangat berasa chemistry-nya—-
SukaSuka
Januari 4, 2015 pukul 3:25 am
Baru tau ada ff myungzy disini aigoo myungzy so sweet kkk gomawo ff nya ^^
SukaSuka
Januari 4, 2015 pukul 11:37 am
akhirnya myungzy udah resmi jadian.. di tunggu nextnya…
SukaSuka
Januari 7, 2015 pukul 8:33 am
akhirnyaaa penantian myung terbayar..kkkk
SukaSuka
Januari 7, 2015 pukul 5:41 pm
pasti.sakit Banget itu jadi Myung
SukaSuka
Januari 10, 2015 pukul 7:33 am
suka dengan semua isi part ini, ga bisa dipungkiri myung penyembuh suzy meskipun dgn masa lalu kelam mereka
minho oh minho kau baek hati sekali nak #pukpuk
dan miss tiff memang yah cantik dan eonni yg pengertian
trs gimana nanti nasib perusahaan myung?
jiyoen?? molla!
SukaSuka
Januari 10, 2015 pukul 7:35 am
oiya meskipun terlambat, selamat tahun baru thornim 🙂
jadi inget kmrn ucapin happy new year di ff aku, mianhe ga balesin satu-satu
SukaSuka
Januari 10, 2015 pukul 10:31 am
Happy new year too,, #telat bgt
SukaSuka
Januari 10, 2015 pukul 10:27 am
Mantan calon pacar tuh,, *kedipin minho
SukaSuka
Januari 10, 2015 pukul 12:59 pm
Semua masalah myung itu dr eomma suzy kan thor? Siapa org yg dimaksut myung
Suzy semakin baik tapi thor setelah khun oppa tau kejadian aslinya yg akan dia lakukan? ƍäª mungkinkn khun oppa hanya diam aja?
suzy ƍäª melakukan peawatan untk ytangannya?
SukaSuka
Januari 15, 2015 pukul 2:21 am
Huft udah ketinggalan jauh
ye hub Myungzy udah mambaik
SukaSuka
Januari 15, 2015 pukul 11:11 pm
Suka liat mreka bedua baikaan ginii
Hahaha
SukaSuka
April 6, 2015 pukul 6:05 pm
Hmyungzy akhir’y jdian. Hmmm ksihan jg minho, sma soojung ajha hehehe
SukaSuka
Mei 31, 2015 pukul 5:53 am
kyaaa~ senyum² sendiri baca part ini .. akhirnya myungzy clbk.an wkwk .. minho harus iklhas tu kkk~
SukaSuka
Juli 7, 2015 pukul 9:15 am
Akhirnya suzy udh mulai sembuh dan berhubungan lagi ama.suzy
SukaSuka
Juli 8, 2015 pukul 11:06 am
please jngn ada masalah lagi ok.. tkut’a abis kya gni eh ada mslah.. bnr yg di bila jieun
SukaSuka
September 26, 2015 pukul 5:00 am
ahhhhhh… panas-panas gini, disuapin sandwich ama sang pacar enak sekali.. wah Myungsoo sama Suzy udah mulai sweet-sweetan nih. ah, bikin envy
SukaSuka
Oktober 2, 2015 pukul 3:32 am
Akhirnya mrk bersatu kembali moga aj mrk gk pisah lgi ,,..
SukaSuka
Desember 25, 2015 pukul 8:29 am
wah seneng ny akhirny myungzy pacaran lagi kkk.
jhoa.jhoa!! ^^
SukaSuka