We Home

Thank for visit. leave your coment, please :)

When Love Must Protect the Love (Chapter 16)

22 Komentar

Title                 : When Love Must Protect the Love

Author             : Cahya Khosyiah

Main Cast        : Kim Myungsoo | Bae Suzy

Other Cast       : Nichkhun | Tiffany | Joongeum | Minho | Soojung | Seunghom| Jieun | Jiyeon | Sungjong | Hyeri

Original Cast   : Choi Doctor’s | Chun Unjeonsa | Ok Biseo | Oh Ajuhmma | Wang Biseo | Seo Nara

Pairing             : Myungzy JJANG!

Genre              : Angst, Romance

Rate                 : 17+

Disclaimer       : Cerita ini hanya karangan fikti belaka, hasil dari imajinasi liar author. Jika ada kesamaan tokoh dan karakter adalah sebuah ketidak sengajaan. Cast dalam cerita ini milik agensi dan keluarga masing-masing. But this story is my mine.

Huruf tebal untuk flashback

R&R

///////////////////////////////////////////////////////

 

~

“Hai,,”

“Apa?” Soojung menjawab sapaan Myungsoo dengan jutek. Mengingat dia pernah mendukung Myungsoo mendapatkan Suzy, membuatnya merutuki diri sendiri. Soojung sungguh muak dengan dirinya saat itu.

“Terimakasih, berkat bantuanmu aku dan Suzy bisa bersama.”

“Apa? Suzy,,, dia,,, kau,,,?” Soojung membulatkan matanya atas ucapan Myungsoo.

“Aku punya bukti.” Myungsoo menunjukkan foto dirinya bersama Suzy, foto yang diambil siang tadi.

“Sulit dipercaya.” Soojung menggeleng.

“Begitulah cinta.” Senyum Myungsoo.

Soojung memasang muka hendak muntah. “Kau bertemu denganku bukan untuk pamer kan?”

Myungsoo menggeleng, “Aku butuh bantuanmu.”

“Apa?”

“Buatkan Iklan untuk perusahaanku.” Jawab Myungsoo.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””’’’

 

Myungsoo memberhentikan mobilnya tepat di pinggir sungai Han. Dia mengajak Suzy keluar lalu menyandarkan tubuh mereka disisi mobil. Myungsoo mengamati air yang berkilau karna pantulan lampu malam.

“Kau pasti sangat mencintaiku.” Ucap Myungsoo memecahkan keheningan.

“He?”

“Aku bisa membuat kau merubah jalan pikiranmu.”

“Terserah.” Suzy mengalungkan tangan Myungsoo dilehernya.

Kesunyian kembali merayapi mereka. Suzy bersandar dipundak Myungsoo, menghirup aroma maskulin pria disampingnya itu.

“Kau belum berbaikan dengan ayahmu?”

Myungsoo menoleh pada Suzy, dia tersentuh karna ini adalah pertamakalinya Suzy menanyakan perihal keluarganya. “Aku merasa marah jika teringat Ibuku.” Jawab Myungsoo

“Aku ingin bertemu dengan Ayahmu.”

Myungsoo mencari maksud perkataan Suzy. Dia penasaran keluarga Myungsoo? Benarkah? “Kenapa tidak bicarakan keluargamu saja?”

“Kau sudah tau keluargaku bagaimana, apa yang perlu diceritakan?”

“Benar.” Myungsoo tersenyum.

“Ibuku adalah wanita terhebat dirumah kami. Beliau sangat menyayangi kami tanpa memperbedakan anak kandung atau anak angkat. Itulah kenapa Nickhun Oppa menuruti semua perintah Eomma.” Suzy menunduk, menghela nafas sejenak. “Setelah dua minggu kematian ayah dia mengambil semua foto keluarga, saat itu aku hanya bisa melihat sambil menagis dari dalam kamar. Aku takut Ibu sangat marah dan melempar semua kesalahan padaku. Tapi sebaliknya dia justru meminta maaf pada kami.” Suzy mulai menangis.

“Karna itu kau tidak pernah membahas kematian Ayahmu?”

“Eomma seolah melupakan penyebab kematian Ayah dan itu semakin membuatku merasa bersalah.”

Hati Myungsoo ikut teriris, melihat gadis yang dicintainya menangis kesenggukan.

“Aku tidak bisa menagis saat seluruh keluarga mencoba tegas.” Suzy mengungkapkan perasaan yang selama ini ia tahan dihadapan Myungsoo.

Seberat itukah kehidupan wanita yang dicintainya? Myungsoo memeluk erat tubuh Suzy, menenangkan kekasihnya dalam pelukan. Setelah beberapa menit Myungsoo melepas pelukannya, dia menghapus air mata yang masih tersisa dipipi Suzy.

Suzy kembali menegakkan wajah menghadap Sungai,,, “Aku bisa melihat wajah Ayahku ketika menutup mata seperti ini.”

“Benar wajahnya atau hanya fotonya?” cibir Myungsoo. Dia juga tidak memasang foto Ibunya di rumahnya sekarang, kenapa tidak,,, Sebuah ide tiba-tiba muncul dikepalanya.

“Akhir pekan, datanglah ke Apartemenku. Bawa foto yang diturunkan oleh Ibumu.”

“Apa yang akan kau lakukan dengan foto-foto itu?” Tanya Suzy.

“Sesuatu.” Jawab Myungsoo misterius.

“Tunggu,, semakin lama wajahnya mirip dirimu.” Suzy masih menutup mata.

Myungsoo mencubit gemas pipi Suzy, “Darimana kau belajar itu.”

“Memang terlihat bukan aku?”

Myungsoo menggeleng.

“Aku belajar dari Tiffany eonni, dia selalu menempel pada Oppa seperti kucing dan Oppa suka itu.”

“Ku pikir aku akan lebih menyukaimu jika kau bersikap manis seperti gadis lain, tapi sekarang Aku suka kau yang uncare. Tidak perduli bagaiman sikapmu yang terpenting adalah kita saling merasa nyaman.” Ucap Myungsoo menatap wajah Suzy dari samping.

Suzy menutup matanya lagi  ketika Myungsoo menunduk didepannya. Dia menghembuskan nafas halus merasakan wajah Myungsoo yang semakin mendekat.

“Apa aku membuatmu takut?” Tanya Myungsoo pelan.

Menggeleng, Suzy kemudian menggalungkan kedua tangannya pada leher Myungsoo. Dia menahan nafasnya saat Myungsoo menekan bibirnya dengan lembut. Berbeda dengan ciuman mereka dulu, kini Suzy menggerakkan sedikit bibirnya untuk membalas ciuman Myungsoo.

Satu menit,, hanya satu menit,, Mereka melepaskan bibir masing-masing. Myungsoo tersenyum sambil merapikan rambut Suzy yang tertiup angin. Begitu juga dengan Suzy yang membersihkan bekas lipstiknya dibibir Myungsoo.

“Kurasa jantungku mau keluar.” Ucap Myungsoo.

“Sama.” Jawab Suzy menyenderkan kepalanya didada bidang Myungsoo.

===

            Penghianatan dan perpisahan menyadarkan mereka bahwa mereka saling membutuhkan. Tak perduli berapa luka yang telah tergores. Itu tidak penting. Yang penting adalah mereka saling berusaha mengobati luka masing-masing.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

“Ku rasa kau tidak perlu mengantarku,,” Suzy memasukkan ponselnya kedalam tas setelah mengangkat telfon dari seseorang. “Tidak masalah kan kau turun di halte depan?”

Myungsoo menoleh kepala sebentar,, “Kau ingin kembali ke kantor? Aku akan mengantarmu,,” Tawarnya.

“Tidak perlu, kau harus cepat istirahat.”

Myungsoo menyerit heran. Kekasihnya bersikap aneh, dia seperti menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin diketahui olehnya tapi Myungsoo memilih untuk menuruti permintaan Suzy.

“Mianhe,, aku akan menghubungimu nanti,,” Pamit Suzy sebelum melajukan mobilnya ke arah berlawanan dengan rumahnya.

Perasaan Myungsoo tidak enak. Tanpa banyak berfikir lagi dia memberhentikan taxi yang lewat didepannya. “Ikuti mobil,,,” Myungsoo menyebutkan plat mobil Suzy.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

“Minho,,” Suzy menahan tubuh minho yang sepoyongan.

Suzy segera mendatangi keberadaan Minho, setelah dokternya itu menelfon. Suzy tak mau terjadi hal buruk pada Minho, dia berinisiatif untuk mengaktifkan GPSnya untuk mengetahui keberadaan Minho.

Dari suara Minho, Suzy bisa menebak bahwa sang dokter sedang mabuk. Dan benar saja, sang dokter sedang berjalan sempyongan dipinggir jalan yang sepi.

“Kau datang. Kenapa kau datang dan membuatku berharap lagi.” Racau Minho.

“Aku akan pulang.”

Minho menahan tangan suzy. Dia menarik Suzy untuk ikut duduk bersamanya. Sedikit ragu, namun akhirnya Suzy ikut duduk bersama Minho pinggir jalan.

“Aku yang membuatmu tersenyum, aku membantumu menjadi normal tapi kenapa lelaki berengsek itu yang mendapat kepercayaanmu? Kau pikir aku melakukannnya karna aku seorang dokter? Tidak, aku melakukannya karna aku menyukaimu.”

Suzy mengerti perasaan Minho tapi dia tak menyangka Minho akan mengungkapkan perasaannya kembali, apalagi saat Suzy sudah milik Myungsoo.

“Sejak awal aku tau bahwa apa yang ku usahakan akan percuma tapi aku tetap melakukannya.” Minho menghela nafas berat. “Karna Aku, Choi Minho yang menyukai Bae Suzy, akan hidup bahagia jadi kau juga harus bahagia.”

 

Suzy menarik kapala Minho bersandar didadanya membuat Minho bisa mendengar detak jantung Suzy yang berdetak teratur. “Kita teman kan?” dielusnya kepala Minho. “Aku melakkan ini karna kau sudah melakukan banyak hal untukku.”

Minho menganguk mengerti dalam dekapan Suzy. “Terimakasih.”

~

Myungsoo menatap dua orang yang saling berpelukan itu dengan tatapan sulit diartikan.

Apa-apaan ini? Suzy baru saja berstatus menjadi kekasihnya dan dia sudah bermesraan dengan orang lain. Dia memberi tahu Minho bahwa dirinya tlah resmi menjadi kekasih Suzy agar Minho tidak lagi berharap pada sang gadis namun itu justru membuat Minho mendapat belas kasihan Suzy.

Myungsoo mencengkramkan tangannya.

Dia memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika Myungsoo menghampiri mereka. Suzy bilang bahwa dia lebih menyukai Minho? Suzy ingin mengakhiri hubungan karna merasa tidak nyaman?

Myungsoo tidak mau mengambil resiko yang bisa membuatnya kehilangan Suzy. Dia mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka, yang bisa dia lakukan saat ini adalah menikmati pemandangan didepannya sambil menahan hatinya semakin sesak.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

“Aku lupa untuk menghubungimu tadi malam,,”

Suzy dan Minho mungkin menghabiskan waktu semalaman, wajar saja jika Suzy melupakan janjinya terhadap dirinya, pikir Myungsoo.

“Aku harap kau tidak bergadang dikantor.” Timpal Myungsoo, pura-pura tidak tau adalah keputusan yang tepat.

“Sebenarnya,,,”

“Kau tidak lupakan janji kita akhir minggu ini?” Potong Myungsoo sebelum Suzy menjelaskan hal sebenarnya. “Hari ini aku tidak bisa menemuimu.”

“Kau benar tidak mau ku bantu?”

“Memangnya mau bantu apa? Kau tidak lagi bekerja di bidang property, pekerjaan kita malah tidak saling berhubungan. Turuti saja perintah Ibu dan Kakakmu.” Ucap Myungsoo.

“Arrasoo,,, Aku harus segera berangkat. Kanda”

“Suzy,,,” Myungsoo mencegah Suzy yang hendak menutup telfon.

“Wae?” Tanya Suzy.

“Saranghea,,” Ucap Myungsoo,, tak ada jawaban dari sebrang. Dia menghela nafas lalu tersenyum,,, Suzy tidak menjawab, bukanlah masalah besar. Myungsoo harus mengerti keadaan Suzy-nya. “Aku akan menelfonmu saat istirahat siang.” Dia menutup sambungan lebih dulu.

Myungsoo kembali mengambil ponsel yang telah dia letakkan diatas meja, Myungsoo tersenyum penuh arti membaca deretan kalimat yang dikirim kekasihnya.

Hanaman saranghanika. Hanamyon chungbunhanikka’

~

“Ayah akan ikut ke kantor?” Myungsoo setengah terkejut dengan penuturan Hojin, tiba-tiba Ayahnya ingin ikut pergi ke perusahaan. Myungsoo bisa menebak bahwa Ayahnya sudah tau perihal Irwol Resort dengan Kim Property namun seberapa Ayahnya ingin membantu itu tidak akan berhasil.

“Kau tidak percaya diri?” Hojin bisa menebak pikiran anaknya. “Atau kau takut melukai Suzy?”

“Ini tidak ada hubungannya dengan Suzy,” Sergah Myungsoo cepat.

“Tenang saja, tidak ada hubungannya antara cinta dan pekerjaan jika kau percaya itu kau akan dapatkan keduanya. Percaya dirilah dengan keputusan yang akan kau ambil.” Hojin tersenyum pada Myungsoo.

Myungsoo menganggukkan kepalanya mantap, mengerti dengan pesan sang ayah.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

Seorang pria berambut hitam melambaikan tangan pada gadis yang baru keluar dari lift. Dia melebarkan senyumnya saat sang gadis semakin mendekat.

“Apa?” Tanya Suzy melihat Myungsoo yang berdiri disisi mobil sambil tersenyum menatapnya.

Tanpa aba-aba Myungsoo memeluk erat tubuh Suzy. “Rasanya ingin sekali melakukan ini setiap hari,,”

Suzy melepaskan pelukan Myungsoo lalu memiringkan kepalanya. “Jika maksudmu adalah menikah, sepertinya kau harus menyiapkan mentalmu bertemu ibuku dulu.”

Myungsoo mengikuti Suzy yang masuk duluan ke dalam mobil. “Kita ke Krystal Advertis, aku menitipkan barangku disana.”

“Berjaga-jaga jika ibuku datang ke kantor.” Ucap Suzy lagi sebelum Myungsoo bertanya.

Myungsoo mangut-mangut mengerti.

~

“Aku tidak suka melihat dia.” Soojung menunjuk Myungsoo yang berada disamping Suzy.

“Karna itu kau meminta karyawanku untuk mewakiliku?”

“Berhenti,, siapa yang menenyuruhmu duduk?”

Myungsoo berhenti dengan posisi hampir meletakkan bokongnya. Oh Tuhan, gadis Jung ini sungguh menyebalkan.

“Aku ingin bicara dengan Suzy, kau keluarlah.”

Myungsoo mengenduskan nafas halus, Apa begitu rahasia sehingga dia tak boleh mendengarnya?

“Tunggu dimobil.” Tanpa banyak bertanya Myungsoo menuruti ucapan Suzy.

~

Melihat Myungsoo sudah berada dibalik pintu, Soojung segera mengungkapkan apa yang ingin dibicarakan pada Suzy.

“Kemarin Jiyeon kemari,,”

Suzy diam, menunggu kejanjutan kata-kata Soojung.

“Aku memastikan dia mendapat bantuan dari Jieun atau Seungho.” Ucap Soojung.

“Bagus,, dia tak punya siapapun lagi sekarang.”

Suzy menatap Soojung yang menghela nafas berat. “Aku menyesal karna kita menjadi seperti ini. Dulu aku berharap jika salah satu dari kita menikah maka keduanya menjadi pengiring. Aku egois, tak memikirkan teman-temanku, aku terlalu berambisi kan?”

Suzy mengangguk, “Tapi kau sudah meperbaikinya dan aku kini menjadi wanita jahat.”

“Apa yang terjadi dengan Minho?” Soojung menegakkan tubuhnya.

“Dia belum menghubungiku, aku juga tidak menghubunginya.”

“Ku pikir dia butuh waktu untuk menerima hubungan kalian.” Suzy mengangguk, menujui ucapan Soojung.

“Tolong bantu Myungsoo.” Ucap Suzy. “Dia sering pulang malam karna permintaan menurun.”

Soojung menatap Suzy diam. Apakah Myungsoo hanya mengatakan permintaan Kim Property menurun, tanpa mengungkapkan asal-usul hal tersebut bisa terjadi? Soojung setuju dengan keputusan Myungsoo ini. Suzy,, dia,, bisa terluka. Perselisihan antara Irwol Resort dengan Kim Property bukan hal yang pantas didengar Suzy.

“Aku sampai lupa.” Soojung memeluk Suzy, kemudian dibalas Suzy dengan pelukan lebih erat. “Selamat. Semoga kalian bahagia.”

“Bilang padaku jika berengsek itu menyakitimu, aku akan menghajarnya.” Ucap Soojung melepaskan pelukan.

“Aku tenang karna banyak yang akan menghajarnya, kau dan Hyeri.”

Suzy dan Soojung sama-sama tersenyum.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

Suzy masuk ke dalam apartemen, mengikuti myungsoo didepannya. Dia duduk disofa abu-abu, matanya menjelajahi setiap prabotan diapartemen ini. Terlalu fokus pada barang-barang yang dia amati sampai Suzy tak mendengar ucapan Myungsoo.

Dia berjalan menuju dapur. Apartemen Myungsoo berubah, tak hanya prabotan warna cat dan tataletaknya juga berubah. Kata Myungsoo, Suzy boleh bertanya apapun, tapi untuk ini Suzy akan menahannya. Meskipun Dia ingin tahu kenapa Myungsoo mengobrak-abrik apartemen miliknya.

Suzy lebih suka ini, Suzy merasa dia wanita pertama dan satu-satunya yang masuk ke tempat tinggal Myungsoo. Sang gadis berhenti didepan kamar Myungsoo. Apakah Myungsoo juga mengubah interior kamarnya? Dia penasaran.

“Suzy,,” Myungsoo muncul dari balik pintu mengejutkan Suzy. “Aku menyuruhmu menunggu, apa kau begitu mencintaiku sampai tidak sabar untuk menunggu lima menit saja.” Dia merangkul Suzy, mengajaknya untuk duduk disofa ruang tamu.

“Kau lapar? Aku bisa memasak,,,meskipun hanya omlate.”Suzy berhenti sejenak ditengah ucapannya.

Myungsoo kembali merangkul tubuh Suzy duduk disampingnya, “Delivery saja,, sudah kubilang aku ingin mememulukmu setiap hari.”

“Jeongmalyo?” Suzy memasang wajah innocentnya.

“Ku rasa kau terlalu banyak belajar dari  Tiffany Noona.” Myungsoo menatap wajah Suzy dengan dalam, Dia mengecup lengkungan hidung Suzy cukup lama seolah menyalurkan cintanya pada ciuman yang Myungsoo berikan.

Myungsoo menjauhkan sedikit wajahnya, dilihatnya Suzy masih memejamkan kelopak. Bukan berarti ciuman tlah berakhir, mata Myungsoo turun menuju bibir Suzy yang sedikit terbuka.

Suzy meremas bahu kemeja milik Myungsoo, menikmati setiap sesapan bibir Myungsoo pada bibirnya. Tak mau kalah, kini Suzy ikut memiringkan kepalanya guna mempermudah untuk membalas ciuman Myungsoo.

Suzy dan Myungsoo menjauhkan kepala masing-masing dengan pelan, seolah tak rela ciuman mereka berakhir. Mereka diam cukup lama dengan posisi masih berhadapan, menenangkan deru nafas masing-masing.

“Apa hanya ini yang akan kita lakukan?” Tanya Suzy lebih dulu.

Myungsoo menggeleng, “Kita akan memajang foto milikmu dan milikku di Apartemenku.” Jawabnya.

~

Myungsoo dan Suzy membuka kotak yang mereka bawa masing-masing.

“Ini Ayahmu?” Myungsoo mengambil bingkai foto berbetuk persegi dari kotak Suzy. Nampak seorang pria sedang menggendong bayi mungil.

“Foto itu diambil saat aku 2 bulan.” Jelas Suzy.

Mata Myungsoo berhenti pada wanita yang berdiri disamping ayah Suzy. Wanita ini seperti pernah ia lihat.

“Kenapa? Itu Eomma. Mungkin karna faktor usia jadi berbeda dengan wajahnya sekarang.” Terang Suzy lagi.

Selagi Suzy sibuk dengan foto-fotonya, Myungsoo mengambil foto yang dia dapat tadi malam, memastikan bahwa mereka bukan orang yang sama.

Hati Myungsoo melongos, meski tampak berbeda myungsoo yakin dua foto yang ada ditangan kanan dan kirinya adalah wanita yang sama.

Park Joongeum. Myungsoo ingat nama itu. Nama yang sering disebut oleh ibunya dulu. Nama seorang wanita yang membuat ibunya pergi meninggalkannya.

“Aku tidak ingat kami punya foto ini.” Suzy mengambil foto dari tangan kiri Myungsoo. “Aaa, ini eomma saat masih SMA.” Suzy meletakkan kembali foto yang ia rebut dari Myungsoo.

“Ayo mulai bekerja.” Myungsoo tersenyum ringan dihadapan Suzy.

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

“Jin,,,ja,,??” Suzy membulatkan mata  atas perkataan Myungsoo. Dia bilang ingin menemui Ibu dan kakaknya. Suzy juga berharap Myungsoo melakukannya tapi,, sekarang? Suzy belum siap.

“Aku belum memberi tahu keluargaku tentang kita.” Ucap Suzy gusar.

“Kenapa belum kau ceritakan?”

“Itu,,,” Suzy tak tau harus menjawab apa, dia juga bingung kenapa ia belum menceritakan perihal hubungannya dengan Myungsoo.

“Aku akan membantu mengatakan pada keluargamu.”

Suzy pasrah menuruti permintaan Myungsoo. Lagi pula tidak ada salahnya keluarga Suzy tau tentang hubungan mereka.

~

“Kalian!!” bentak Joongeum pada putri tunggalnya. Suzy bisa melihat pancaran kemarahan sang Ibu. Dia hanya mampu menunduk, takut memandang wajah bingar Ibunya.

Sedang Myungsoo menatap Ibu Suzy yang memincingkan mata kepadanya. ‘Eomma, aku menemukannya. Wanita yang membuat keluarga kita berantakan. Geunde,, apa yang harus ku lakukan?’ Myungsoo mengalihkan matanya pada Suzy yang duduk disampingnya dengan pandangan sendu.

“Kau,,!” Joongeum menunjuk Myungsoo. “Kau tak punya malu? Bagaimana seorang laki-laki bisa tak berlogika sepertimu? Seharusnya kau sadar.”

Myungsoo diam mendengarkan caci-maki ibu Suzy. Dia mendengar semua yang diucapkan Joongeum namun kepalanya diisi dengan hal lain, Ibunya. ‘seharusnya eomma tidak meninggalkanku bersama Ayah, seruharusnya Eomma membawaku juga.’ Batin Myungsoo.

“Suzy naik keatas.” Ucapan Nickhun membuyarkan lamunan  Myungsoo, dia melepaskan genggamannya pada tangan Suzy.

“Tiffany, bawa Eomma ke kamarnya.”

Myungsoo menunduk, masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Mengapa sesulit ini untuk bersama Suzy? Apa mereka memang tidak ditakdirkan untuk bersatu? Tidak, Myungsoo tidak bisa menerima hal tersebut terjadi, Apapun itu Myungsoo akan tetap bersam Suzy.

“Kau datang di waktu yang tepat. Sangat tepat.” Myungsoo mengangkat kepalanya, hal yang akan dikatakan Nickhun selanjutnya pasti menyangkut Suzy.

~

            “Ada retakan disalahsatu tulang karpalnya.” Dokter Choi –Ayah Minho- menyodorkan hasil CT yang mereka lakukan tempo hari saat Suzy dalam keadaan tidak sadar.

            “Lalu apa yang bisa terjadi?” Tanya Tiffany panik.

            “Kami belum bisa memastikan,,, karna ini luka yang cukup lama jadi butuh pemerikasaan intensif. Yang kami takutkan, ada penggumpalan darah didaerah itu.” Jelas Dokter Choi lagi.

            Nickhun dan Tiffany saling menatap, ini artinya mereka harus membujuk Suzy lagi.

            “Sebenarnya tidak separah ini jika Suzy segera melakukan pemerikasaan lanjutan tapi sudah terlambat untuk itu,” Dokter Choi berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. “kemungkinan terburuk adalah tangan Suzy harus diamputasi.”

            Nickhun mendopang kepalanya dengan kedua tangannya. Dia takut Suzy tidak akan bisa menerima ini.

“””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

Myungsoo menatap foto-foto didepannya dengan tatapan kosong. Foto-foto yang baru saja dia pajang bersama Suzy.

Bukan masalah besar untuk membujuk Suzy melakukan pemeriksaan tapi jika hasil pemeriksaanya buruk keadaan akan menjadi lebih buruk.

Myungsoo mengambil salah satu foto tersebut, lalu membawanya pulang.

~

Hojin keluar dari ruang kerja di rumah mereka, heran melihat Myungsoo duduk mematung di kursi ruang makan.

“Ada apa denganmu?” Hojin duduk disebrang.

Myungsoo menggeserkan foto yang dia bawa tadi ke hadapan Ayahnya. Hojin yang tak tau apa-apa mengambil foto tersebut, Dia membelakkan mata dengan foto yang diberikan Myungsoo. Kenapa Myungsoo memberikannya foto keluarga Suzy? Seolman,,,

“Apakah Dia Park Joongeum yang menyakiti Eomma?” Tanya Myungsoo menahan amarah.

“Kau sudah mengetahuinya,,,” Darah Myungsoo seperti mendidih mendengar jawaban ayahnya. Berarti selama ini sang ayah tau bahwa Suzy anak wanita yang membuat ibunya pergi.

“Ayah masih berhubungan dengan wanita ini?”

“Ini tidak seperti yang kau bayangkan.”

“JAWAB YA ATAU TIDAK!” Myungsoo tidak dapat menahan emosinya lagi.

“Ayah bilang tidak seperti yang kau bayangkan!” Hojin mengikuti intonasi Myungsoo.

“Dulu Ayah punya seorang kekasih, kami sempat bertahan beberapa tahun meski orangtuaku menentang hubungan kami. Hingga pada akhirnya kakekmu menjodohkan aku dengan Ibumu. Tentu saja awalnya aku menolaknya, tapi ancaman orangtuaku menakutiku,,, saat itu Aku tak punya cukup keberanian untuk menjelaskan pada kekasihku, aku meninggalkannya begitu saja, tanpa sepenggal pesan apapun.” Jelas Hojin panjang lebar.

“Wanita itu Ibu Suzy?”

Hojin mengangguk sekali,, “Aku mencoba melupakannya dengan berbagai cara,, bahkan ibumu ikut membantu ayah,, namun itu tak berguna. Kami kira kelahiranmu akan membuat suasana lebih baik tapi ternyata tidak. Ibumu justru menjadi lebih sensitif. Kami menyerah dan akhirnya memutuskan untuk berpisah.”

“Kami berpisah dengan baik-baik, hanya Ibumu melarang Ayah untuk mengatakan keberadaannya, dia merasa menjadi ibu yang buruk karna meninggalkanmu, begitu juga denganku,,, maaf,,,” Hojin membalas tatapan Myungsoo dengan sendu.

Myungsoo mendengarkan penjelasan sang ayah denga berbagai pemikiran dikepalanya. Hatinya bisa saja tersentuh, namun berbeda dengan egonya. Suzy mungkin akan meninggalkannya jika tau kisah orang tua mereka dimasa lalu. Suzy sangat sensitif, apapun bisa terjadi pada kekasihnya.

“Tidak boleh,,, siapa pun tidak boleh tau bahwa Ayah adalah Ayahku.” Ucap Myungsoo dingin.

“Myungsoo,,,”

“Baiklah,, sampai aku menikahi Suzy orang-orang tidak boleh tau ayah.”

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

“Sajangniiim,,”

Myungsoo mengerutkan wajahnya malas, jika seketarisnya sudah memanggilnya begitu pasti dia membawa kabar buruk.

“Para pemegang saham mengirim petisi untuk menurunkan anda sebagai direktur utama Kim Property,,”

“Begitu,,,” Jawab Myungsoo santai.

“Anda,,,”

“Aku bisa mencari pekerjaan lain kan,,”

“Tapi jika anda pergi ku rasa kami juga harus pergi.”

Myungsoo menaikkan sebelah alisnya, tak mengerti dengan ucapan sang sekertaris,,

“Aku dengar gedung ini akan dialihkan menjadi kantor layanan jasa oleh para pemegang saham.”

“Bukankah perusahaan ini milik Ballymore Group?” Tanya Myungsoo tak butuh jawaban, “Aku juga pemegang saham, kenapa tidak ada yang memberitahuku tentang ini.”

“Rapat dilaksanakan oleh 75% pemegang saham. Ku rasa mereka juga sudah bernegosiasi dengan Ballymore.” Sekertaris Seo menunduk.

Myungsoo membuka email yang masuk, semua yang dikatakan sekertarisnya benar. Dia baru saja mendapat surat elektronik dari Bollymore yang menyatakan bahwa Myungsoo harus meninggalkan posisinya.

“Cari tau siapa pemegang saham kita yang lain.” Perintah Myungsoo.

“Saya sudah menyiapkannya.” Seo Nara menyerahkan dokumen pada Myungsoo.

Myungsoo sudah bisa menebak ini, tapi dia tetap saja terkejut. Pemilik 75% saham Kim Property adalah direksi Irwol Grup dan diantara jejeran nama itu tidak tertera nama Park Joongeum maupun Nickhun Bae.

Myungsoo duduk bersandar pada kursinya sambil memijat pelan kepalanya yang terasa pening. Orang tuanya, Suzy, dan sekarang perusahaan, semua ini membuatnya tak bisa bernafas.

Myungsoo terhenyak, bagaimanapun hal yang harus dia selesaikan lebih dulu adalah Suzy. Ia menyetuh ponsel touchsceennya, lalu meletakkan benda pipih tersebut dekat telinga.

“Yeobseo,,” Sapa Suzy dengan lembut. Hanya mendengar suaranya saja, Myungsoo bisa melupakan semua masalahnya.

Apa yang sedang kau lalukan?”

            “Merindukanmu,,,” Myungsoo tersenyum atas jawaban Suzy.

“Aku serius.”

“Aku juga serius, tapi aku tak bisa menemuimu malam ini” Sebuah kemungkinan muncul dikepala Myungsoo, apakah Suzy,,,?

“Kau mau menemui Minho?” Myungsoo harap Suzy menjawab ‘Bukan’, tapi kenyataan selalu berkata lain.

Ini pertama kalinya dia menghubungiku sejak yang terakhir.” Suzy tidak memperjelas kapan ‘terakhir’ itu terjadi, tanpa Suzy jelaskan pun sebenarnya Myungsoo sudah tau. “Kau tidak mengijinkanku?”

“Jika aku melarangmu apakah kau akan mendengarkanku?”

Tidak,, sudah ku bilang. Minho berperan penting dalam hidupku. Aku tidak bisa mengabaikan dia begitu saja.”

Myungsoo mengerti Suzy, tapi bisakah sang gadis tidak memperjalasnya? Kenyataan bahwa Suzy tidak hanya bergantung padanya itu membuat hati Myungsoo sakit.

“Ya, tapi besok pagi sebelum kerja temui aku di Apartemen.”

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

Suzy  menekan kombinasi angka untuk membuka pintu Apartemen Myungsoo. Melihat Myungsoo sedang menikmati acara tv Dia langsung bergabung dengan kekasihnya.

“Sesuatu tak berjalan sesuai keinginan kan?” Suzy mengerlingkan matanya pada Myungsoo yang melingkarkan tangannya pada pinggang Suzy.

“Kau tau semua hal. Aku akui.”

Rencana mereka yang ingin bertemu sebelum berangkat kerja harus ditunda karna cuaca yang tak mendukung. Hujan terus membasahi kota seoul hari ini. Musim hujan memang sudah tiba sejak beberapa hari lalu.

~

Myungsoo melirik Suzy yang membalas pesan dari Minho. Kepercayaan dirinya mengikis. Ragu, apakah Suzy memang mencintainya. Jika Suzy benar mencintai Myungsoo seharusnya Suzy hanya bergantung padanya.

“Mengapa sangat sulit mengetahui hatimu?”

Suzy meletakkan ponselnya lalu menatapan Myungsoo, “Karna aku bukan orang yang mudah.” Jawabnya ringan.

“Aku juga tau itu.”

“Aku bukan orang yang mudah mencintai, mudah percaya dan mudah meninggalkan orang lain.”

Myungsoo tersiap dengan ucapan Suzy barusan, dia kembali pada realitas kehidupan. Kalimat itu seperti ditunjukan khusus untuknya. Myungsoo belum bisa mengusai hati Suzy sepenuhnya dan tidak akan pernah bisa. Myungsoo sendiri yang tlah melunturkan kepercayaan Suzy.

“Sampai sekarang,,, selama,,, aku tak bisa mengetahui hatimu.” Ucap Myungsoo menghela.

“Aku tau kau mencintaiku, kurasa itu sudah cukup.” Goda Suzy.

“Masalahnya kau tidak berhenti menyebut nama Minho meski aku melarangnya.”

“Kau cemburu?” Suzy menaikkan satu kakinya kemudian menghadap Myungsoo sambil tersenyum. Seolah mendapat bahan baru, dia semakin genjar menggoda Myungsoo. “Jika kau cemburu kau harus mengatakannya agar aku tahu.”

“Lalu apa yang akan kau lakukan jika kau tahu?”

“Meminta maaf, tentu saja.” Jawabnya tanpa dosa.

“Benakah? Aku merasa tidak berhak.” Suzy memiringkan kepalanya tanda tak mengerti. “Saat aku pergi tanpa memikirkanmu kau tidak mencegahku, kau sama sekali tidak membenciku,,,  Jadi cemburu bukan hal yang besar. Aku serius ketika aku bilang merupakan  hal terbesar saat kau berada disisiku.” Myungsoo mencium singkat pipi Suzy.

~

Selesai berdebat kecil dengan Myungsoo, Suzy kembali pada angannya. Dia mengusap tangan kanannya, andai saja Suzy segera memeriksa tangannya hal ini tidak akan terjadi. Saat itu dia terlalu takut, sehingga mengabaikan keadaannya sendiri.

“Lakukan apa yang dikatakan Minho.” Ucap Myungsoo, tau apa yang dipikirkan Suzy.

“Tapi aku bisa,,,”

“Aku akan tetap bersamamu,, kami mencintaimu. Pecayalah.”

Myungsoo mencium kening Suzy lembut dan dalam. Menyatakan bahwa dia serius mengucapkan kalimat itu.

 

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\

 

A/N                  : Liat viewnya chapter 15 ‘wordsnya berantakan’ , makanya Chapter ini aku baca ulang, klo masih ada yang salah dalam penulisan, mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Thank for read. DON’T BE SILENT READER AND STOP PLAGIATOR!!! Sorry for typo.  Stay tune on this blog and wait the next chapter. Annyeooooong. 🙂

 

Penulis: cakho

Suka ngayal. Mendengarkan semua musik. Random. Multifandom but I'm Anime fan.

22 thoughts on “When Love Must Protect the Love (Chapter 16)

  1. Kirain setelah MyungSuzy udah balikan, bakalan masalah beres. Ternyata masih ada masalah lagi. Kerenn, bikin penasaran…
    Next sangat ditunggu hwaiting ✊

    Suka

  2. joha

    Suka

  3. Wah myungzy moment johaaaa
    Myung jgn smpai salah paham sama minho suzy.
    Next ditunggu.
    Fighting

    Suka

  4. omooo serius thor tangan suzy bisa di amputasi andwaeee jangan sampe semoga ajaa suzy cepat sembuh 😦 semoga ajaa myungzy cepat menikah^^ di tunggu yaa thor next partnya fighting thor 🙂

    Suka

  5. myhng bnr” cmbru liat suzy ma minho
    aku kira minho cm ngnggep suzy sbg shabatnya trnyata lbih dr itu, ga heran jg sih klw minho sk ma suzy soalnya minho slalu ada bwt suzy dy slalu nmenin suzy. yg sabar ne
    stu lg knyataan trungkap trnyta eomma suzy th dlunya pcr appa myung. duuuuhhh mkin ribet ajj mslahnya
    apa tngan suzy bkl d amputasi??? smoga myung ttp cinta ma suzy apapun keadaan suzy. kisah cibta mreka th rumit bngt yh. smoga mreka bsa brakhir happy yh 🙂
    NEXT PART 😀

    Suka

  6. omaigat—-jadi masalah ibu suzy ga suka sama myung karena masa lalunya bersama ayah myung—

    ckckck–makin greget saja sama kelanjutanx… sptx cerita ini ga bs ditebak berakhir kapan????? krn alurnya turun naik– aaahhhhh…

    Suka

  7. Reblogged this on bsuji1994 and commented:
    rasa pengen nonjok myungsoo belum ilang
    emang jadi soojung jijik bnget ama nyungsoo
    aigoo pengen meluk minho
    wajarlah kel. suzy tidak menerima myungsoo, suzy dikhianati& sekarang tangannya hampir harus diamputasi gara2 siapa lagi klo bukan myungsoo

    *if I ever see Myungsoo*
    .∧_∧  ∧_∧.
    ( `・ω・)つ)゜Д゜)・゜
    (つ  r⊂ ⊂)’
    |  _つ ⊂_⊂ノ
    `し´

    Suka

  8. aku baru baca part ini,,,, seru seru

    Suka

  9. Aigoo kasian myung masalahnya gak kelar_kelar moga aja zy eon bisa sembuh……

    Suka

  10. aigoo masalah satu selesei eh gataunya masalah lainnya malah nongol,moga tangannya suzy bisa sembuh,cye myung cemburu,salah sendiri dulu selingkuh xD nextnext #bow

    Suka

  11. omoo… jgan sampe suzy diamputasi ya authornim.. ksihan uri suzy… semangat buat myungzynya..
    komawoo 🙂

    Suka

  12. Astaga Banyak Banget Cobaan Untuk Sooji

    Suka

  13. dialognya ngalir, tanpa kata-kata romantis tapi krasa banget cintanya mereka berdua
    setuju, myung ga boleh egois, bagaimanapun minho yg ada di sisi suzy selama ini, dan suzy akan sangat egois ninggalin minho begitu sj ketika bersama myung
    suka sm perubahan suzy yg sedikit demi sedkit mulai terbuka, good job thornim 🙂

    Suka

  14. Thor  ini alasan eomma suzy benci ama myung? Karna myung anak namja yg mencapakannya dulu.  karna itu?
    ªaƘů harap myung bs bangkit dan buktiin ke eomma suzy kalo dia beda dgn appanya
    Tangan suzy nnt ƍäª sampe di amputasi kan?

    Suka

  15. Ya ampuun..
    Kemungkinan amputasinya itu loo..
    astaga

    Suka

  16. jangan fi amputasi, myungzy bersama suzynya malah mau di amputasi
    myungsoo lagi masa ayahnya tidak mau di akui

    Suka

  17. Disaat myungzy g mesra2’y eh tangan suzy bemsalah. Akankah mslah myung jga akan beres

    Suka

  18. suzy beneran harus kehilangan tangannya nih … gak papa sih asalkan myungsoo tetap bersama suzy #eaa … ternyata joogeum sama ayahnya myumgsoo pernah punya masa lalu .. apa karena itu dia benci myungsoo .. kayaknya sih iya 😀

    Suka

  19. Semoga tangan suzy bisa sembuhh

    Suka

  20. myungzy udh balikan tp masalah blm klar.. mslah 1 udh mndingan eh nongol 1 lg

    Suka

  21. Myungsoo jamu banget buat suzy… so sweet!

    Suka

  22. ya ampun masalah muncul lagi heh..kpan selesai masalah nya.. -_-“

    Suka

Tell me what you feel,,