We Home

Thank for visit. leave your coment, please :)

I’ll Go to You (Chapter 3)

19 Komentar

Title : I’ll Go to You

Author : Cahya Khosyiah

Main Cast : Kim Myungsoo (Shin Woo) | Bae Sooji (Jang Mari)

Other Cast : Jung Soojung |Choi Minho | Choi Jinhyuk | Jung Ilwoo | Lee Hoya| Kim Yura | Sungjoon |Choi Sulli |Kang Jiyoung | Kim Sohyun | Lee Jongsuk | Jin Seyoen | Kang Seung Yoon |

Original Cast : Ahn Songhee | Lee Choin | Youngji | Jung Naesang | |Park Tae-sun | Choi Yoonho |

Pairing : Myungzy, Minjung, Jongyeon.

Genre : Medical (?), Romance, Tragedi.

Rate : 18+

Disclaimer : Cerita ini hanya karangan fikti belaka, hasil dari imajinasi liar author. Jika ada kesamaan tokoh dan karakter adalah sebuah ketidak sengajaan. Cast dalam cerita ini milik agensi dan keluarga masing-masing. But this story is my mine.
Huruf tebal untuk flashback
R&R

/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

“Ajuhssi,, apa kau memang tak ingin kembali?” Soojung menggenggam tangan pasien didepannya.

Sehari sekali, Soojung dan Jinhyuk pasti datang keruang ICU untuk melihat keadaan pasien mereka. Dan itu sudah terjadi selama lima tahun. Soojung merawat pasiennya ini layaknya keluarga sendiri, dia mengajak pasien mengobrol dan membersihkan tubuh pasien.
Soojung punya harapan besar agar pasien tersebut bisa sadar. Soojung melakuakannya bukan tanpa sebab. Pasien ini merupakan pasien pertamanya saat dia mendapat lisensinya sebagai Spesialis Arthopaedic.

“Mungkinkah ada kesalahan saat operasi?” Gumam Jinhyuk yang masih terdengar ditelinga Soojung.
DramaPopuler (9)

 

 

 

 

“Tidak mungkin.Kau mendapat dokter terbaik untuk operasi pasien ini.”

“Kau sedang memuji dirimu sendiri Dr. Jung?”

“A,,ni,, Maksudku kau mendapatkan dokter terbaik. Dr. Lee dari bedah saraf, Dr. Lee dari bedah jantung, mereka dokter terbaik. Apalagi dokter bedah plastiknya, wajah pasien kembali sempurna.” Jawab Soojung gelagapan, dia mengucapkan banyak kalimat untuk menutupi kegugupannya. “Apa menurutmu aku bukan dokter yang bagus?” Tanya Soojung pelan.

“Kau yang terbaik.” Jinhyuk mengacungkan dua jempol tangan.

“Ch,, jangan percaya. Dia hanya mencoba untuk menjilatmu.”

“Lee Sonsaeng!” Soojung langsung berdiri memberikan hormat, seorang pria dengan setelan jas sama seperti yang ia kenakan berjalan mendekati mereka.

“Belum ada perkembangan?” Tanya Jongsuk, dokter tadi.

“Ajig.” Jawab Jinhyuk. “Ya? Apa kau yakin kau mengoprasinya dengan benar?” Kini pertanyaan beralih pada Jongsuk.

“Kau tidak lihat.” Jongsuk menunjuk monitor disampaing pasien. “Detak jantung, tekanan udara, tekanan darah, semua normal. Seharusnya kau bertanya pada Dr. Lee, mungkin dia salah memotong saraf.” Ucap Jongsuk santai, seperti ‘saraf’ bukanlah sesuatu yang penting.

Ditengah perbincangan antara Jinhyuk dan Jongsuk, ponsel Soojung berbunyi. Gadis itu pergi beberapa meter dari tempatnya tadi.
“Yeobseyo?”
“…”
“Aku mengerti. Aku akan segera kesana.” Soojung menutup telfonnya.

 

“Ada operasi darurat, saya harus ke departemen bedah.” Ucap Soojung berbasa-basi, dalam aturannya kurang sopan jika mengatakan secara langsung bahwa dia harus pergi. Terlebih kepada orang yang lebih tua darinya. Namun ini kedaan darurat Soojung harap seniornya bisa mengerti.

“Hem, pergilah.Aku akan urus dia.” Jinhyuk mempersilahkan.

“Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau kesini?” pertanyaan Jinhyuk kembali beralih pada Jongsuk. “Apa kau akan kembali ke Rumah Sakit pusat?”

“Harapanmu.” Jawab Jongsuk, “Aku dengar RS Pusat kekurangan tenaga medis, jadi aku datang untuk mengkonfrimasi.”

“Apa dia dokter yang diceritakan Seyeon tempo hari?”
“Hem.”

“Sepertinya kau tidak ikhlas memberikannya pada kami.”

“Begitulah.” Jongsuk menjawab seadanya.

“Memang tidak masalah dia disini? Menurutku akan lebih baik jika dia tetap bersama kalian di RS cabang.”

“Dia bukan tipe orang yang mudah terpengaruh dengan lingkungan. Aku pikir kita harus memberikan banyak pelajaran pada Dokter muda.” Jelas Jongsuk.
9 (2)

“Omong-omong,, dimana Dr. Lee?”

“Entahlah. Sudah seminggu ini dia tidak ada di RS. Dr. Lee sangat hebat dia seperti tau kapan pasien akan datang, dia selalu berada di RS saat pasien darurat.”
“Mungkin pasien darurat itu yang menunggu Dr.Lee.”
~

 

Soojung membuka masker penutup mulut. Opresi kali ini tidak terlalu sulit namun cupuk menegangkan. Pasiennya adalah seorang wanita lansia. Beliau pernah mengalami pembedahan tulang karna menjadi korban tabrak lari. Baru dua hari yang lalu wanita ini diperbolehkan pulang, namun sore tadi sang pasien terpeleset di kamar mandi sehingga mengakibatkan tulangnya bergeser kembali.

Sebuah pesan teks masuk. Soojung membacanya sebentar lalu memasukkan kembali kedalam saku.
~

“Pasien itu lagi?”

Terlihat dua orang pria sedang duduk berhadapan. Soojung menempatkan diri disebelah pria tujuh lebih tua darinya.

“Nde.” Jawab Soojung.

Pria didepan mereka nampak tak suka dengan jawaban Soojung. “Apa kau sadar kau mengabaikan pasien lain karna orang itu? ”

“Tapi perawat baru menghubungiku setelah pasien sampai rumah sakit.” Soojung tak mau disalahkan.

“Karna kau tidak bisa dihubungi.” Naesang tidak membenarkan alasan Soojung. “Aku bisa mengerti adikmu karna dia masih muda tapi bagaimana bisa kau membiarkannya, Ilwoo?”

“Aku yakin masih ada harapan untuk pasien.” Jawab Ilwoo.

“Lima tahun, apa menurutmu itu waktu yang wajar?”

“Memang tidak wajar namun ini juga pernah terjadi di rumah sakit kita kan?”

“Jika kita mendapatkan pasien seperti ini terus, masyarakat akan berfikir kita salah menangani pasien.”

“Saya berbeda pendapat, kita justru memberi harapan pada pasien dan keluarga mereka.” Timpal Ilwoo.

“Ya. Kalian memang kompak dalam membantahku.”

Soojung dan Ilwoo tersenyum, mereka tau bagaimana sang ayah jengkel pada perbuatan mereka. Soojung berjalan berputar, memeluk sang ayah dari belakang.

“Jangan merayuku. Aku akan tetap meminta kepala bagian untuk melepas semua alat bantu, besok.”

“Appa!!”

Ilwoo sama terkejutnya dengan Soojung, dia hendak membantah ayahnya namun niatnya terhenti. Apapun yang dia katakan tidak berguna jika sang ayah sudah membuat keputusan. Meski Ilwoo menjabat sebagai Presidan direktur, keputusan tetaplah ditangan ayah mereka.
“Kami akan berusaha memulihkan pasien.”

“Kalau begitu lakukan. Lakukan pembedahan lagi, atau terapi apapun.”

“Tapi kita sudah melakukan pembedahan ulang dua tahun lalu. Kita hanya perlu menunggu sedikit waktu.” Ucap Soojung.

“Itu yang ku maksud, dia memang tak punya kemauan hidup. Kalian pikir ayah melakukan ini agar pasien tidak sadar? Aku hanya tidak ingin kau mengabaikan tugasmu, Soojung.”

“Keputusan sudah bulat. Ilwoo, beri tahu departemen ICU.”
~

“Berhentilah bermain-main Jung Sonsaeng.” Soojung menoleh pada pria yang entah sejak kapan sudah berdiri didepan kantor kakaknya.

“Itu karna anda tidak mau bermain denganku Dokter Choi.” Soojung sedang dalam mood buruk untuk berbicara dengan siapapun, namun dia berusaha menutupinya dengan nada bicara datar.

“Apa kau menyukai pasienmu lebih dari perasaan dokter pada pasien?”

“Apa kau cemburu?”

“Hanya mengingatkanmu, dia bukan satu-satunya pasien di rumah sakit ini.”

“Jangan khawatirkan aku Tuan. Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak mengurusi pribadi masing-masing.” Selesai mengucapkan kalimat tersebut untuk Minho, Soojung benar-benar meninggalkan ruang kerja kakaknya.

Didalam ruangan, Ilwoo masih membicarakan hal tadi dengan sang ayah.
“Kita melakukannya bedasarkan permintaan wali. Apa yang akan kita katakan pada walinya?” Ilwoo.

“Kau hanya perlu mengeluarkan surat keterangan ketidak mampuan Rumah sakit merawat pasien.”

“Tapi,,, apa yang akan dikatakan orang?”

“Kau pikir ada rumah sakit yang menerima pasien seperti itu? Jika ada berikan saja dia pada mereka, aku yang akan membayarnya. Mereka mungkin akan menyerah dua tahun lalu.”
“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

 

Pagi-pagi sekali Soojung sudah datang di Rumah Sakit. Tempat pertama yang ia kunjungi adalah ruang rawat pasien specialnya.
Jung Naesang, mantan Presiden Rumah Sakit Woosu sudah memutuskan untuk mencabut alat bantu pasiennya.
Soojung datang se-pagi mungkin untuk mengupayakan sesuatu yang bisa ia lakukan agar bisa mencegas ayahnya.

“Apa yang ku dengar benar?” Suara Jinhyuk dari belakang. Soojung menoleh, sang senior nampak seperti,,, Zombie?
Pasien UGD lebih banyak dari pasien departemen lain, sebagai ketua bagian wajar saja jika Jinhyuk jarang mendapat tidur malam, dan tadi malam dokter ini pasti tidak tidur lagi.

“Anda tidak dapat pemberitahuan? Sebagai wali pasien seharusnya perawat menghubungi anda.”

“Kemarin lusa perawat memberitahuku, aku pikir ini akan berakhir seperti dua tahun lalu.” Jawab Jinhyuk.

“Maaf, kali ini saya tidak bisa membantu.” Ucap Soojung menyesal.
~

 

Ditempat berbeda dalam waktu yang sama.

Seorang wanita ber-jas putih keluar dari mobil ambulans. Tidak, mereka tidak sedang membawa pasien. Jongsuk sengaja memakai mobil ambulans untuk mengantar honbae-nya agar bisa cepat sampai, dia tidak akan ditilang meski kecepatan lebih dari 100km/jam.
ds (113)
“Kau bisa masuk sendiri kan?”

“Tidak masalah. Saya bisa meminta bantuan resepsionis.”

“Karna kau orang yang mudah beradaptasi jadi aku tidak khawatir.” Ucap Jongsuk.

 

 

 

Yeoja tersebut menunduk memberi hormat. Setelah Jongsuk pergi, wanita itu masuk ke dalam Rumah Sakit. Dia bertanya pada resepsionis lalu berjalan menuju tempat yang ditunjukkan resepsionis tadi. Departemen Gawat Darurat.

“Selamat pagi. Saya dari rumah sakit jabang yang ditranfer ke Rumah Sakit Utama.” Ucapnya pada perawat bagian.
“A, dokter yang diusulkan Lee Sonsaeng?”

“Benar. Bae Sooji imida.” Ucap wanita tersebut memperkenalkan diri.
Perawat tadi terlihat menggerakkan mouse, kemudian mengetik beberapa huruf. “Dokter Lee mengurusnya dengan baik.” Senyumnya. “Data anda sudah lengkap. Perawat Kang, dimana kepala bagian?” Perewat itu beralih pada perawat dibelakangnya.

“Tadi aku melihat dia berjalan menuju ICU.”

“Kepala bagian sedang pergi, anda bisa brertemu dia nanti.”

“Aku mengerti. Bisa berikan aku grafik pasien disini?”

“Silahkan.”
Wanita yang memperkenalkan diri sebagai Bae Sooji tadi terlihat membaca data yang diberikan perawat secara seksama, “Kenapa banyak pasien yang belum mendapat diagnosa?” Dia menunjukkan lembar riwayat pasien.

“Terlalu banyak pasien yang masuk ke UGD dan Rumah Sakit kekurangan tenaga.”

“Antarkan aku pada pasien.” Ucap dokter wanita itu.

“Perawat Kang, tolong.” Ucap sang perawat pada perawat lain.
~

 

“Umurnya dua tahun.” ucap Jiyoung membuka tirai pembatas. Sooji memasang stetoskopnya di telinga, dia memeriksa tubuh balita yang sedang berada didekapan seorang wanita, mungkin ibu dari balita.
“Dia mengalami demam beberapa hari ini. Dia terus saja menangis.” Ucap wanita itu.

“Jangan khawatir. Dia hanya mengalami demam biasa.”

“Dokter sebelumnya juga berkata begitu tapi anakku tetap demam walau sudah meminum obat, itulah kenapa saya pergi kerumah sakit lain.”

“Tidak hanya obat, anda juga harus mengondisikan ruangan untuk tetap hangat.” Ucap Sooji tersenyum manis. “Saya akan memberikan resep, anda bisa mengambilnya di apotek.”

“Dokter, bukankah sebaiknya kita,,,” Jiyoung baru saja ingin buka mulut, namun tatapan Sooji membuat suaranya tercekat ditenggorokan.

“Ya, Perawat Kang?”

“Tidak ada,,,em,, maksudku,,, ibunya bilang demannya tidak turun, bukankah seharusnya kita melakukan CT scan?”

“Tidak perlu dan kita juga kekurangan tenaga disana kan?”
~

 

Sooji memeriksa mata pasien didepannya kemudian memeriksa area dada. “Sudah berapa lama anda mengalami Flu?”
“Kira-kira satu minggu yang lalu. Dia juga mengeluh sakit perut.” Ucap wanita cantik disamping ranjang pasien.

“Anda walinya?” Tanya Sooji.

“Saya istrinya.”

“Apa dia punya riwayat Hepatitis?” Sooji bertanya lagi.

“Saya rasa tidak. ”

“Pasien terkena Hepatitis B.” Ucap Sooji langsung. “Saya akan memberikan Entecavir, pasien mungkin akan mengalami sakit kapala dan mual juga.” Terang Sooji lebih banyak.

Setelah pasien tadi ditangani para perawat, Sooji bergerak menuju bilik pasien yang lain.
“Untuk mengetahui tingkat Hepatitis, kita harus melakukan tes darah kan?”

Sooji berhenti, dia menoleh pada perawat dibelakangnya. “Sepertinya kau ragu denganku, Perawat Kang Jiyoung,,,” Ucap Sooji sambil mengeja tag name perawat yang mendampinginya.

“Aku hanya merasa anda terburu-buru mendiagnosa. Dan anda juga baru beberapa jam disini.” Ucap Jiyoung ragu-ragu, dia hanya takut wanita didepannya ini bukanlah dokter melainkan orang iseng yang pura-pura menjadi dokter. Aneh saja melihat orang tersebut mendiagnosa pasien hanya dengan menyentuhnya.

“Jadi apakah kita harus menunggu sakit pasien lebih parah?” Sooji balik tanya.
~

 

Meski takut, Jiyoung tetap menemani wanita yang mengaku sebagai dokter ini.

“Kim Da-kyung, umur 31 tahun.” Jelas Jiyoung singkat.

“Bagaimana keadaan anda?” Tanya Sooji pada pasien.

“Kurasa semakin buruk. Perutku sakit sekali.”
Sooji menyetuh bagian perut pasien. “Peritonitis Generalisata (re: peradangan pada rongga perut, disebabkan karena ada lubang suatu organ). Jadwalkan opreasi dan hubungi dokter spesilis,” Perintah Sooji kemudian.

“Ye?!” Jiyoung membulatkan mata.

“Kau tidak dengar?”

“Aku akan menunggu Choi Sonsaeng.”

“Kau tidak lihat pasien kesakitan?” Jiyoung tak bisa menjawab pertanyaan Sooji. “Aku tidak butuh perseujuanmu untuk melakukan operasi.” Sooji memanggil perawat lain untuk melakukan tugas Jiyoung.
~

 

Naesang datang bersama Ilwoo dan dokter bagian dibelakangnya. Sudah ada Soojung dan Jinhyuk disana.
“Apa yang sedang dilakukan Kepala Bagian UGD disini?”

“Anda lupa saya wali pasien?”
Sampai kapanpun hubungan Jinhyuk dan Naesang sepertinya tidak akan pernah membaik. Naesang tentu saja tidak bisa memecat Jinhyuk tanpa alasan, apalagi dengan kemampuan Jinhyuk yang bisa dibilang memumpuni sebagai Dokter. Sedangkan Jinhyuk juga tak bisa pergi karna pasien yang ditolongnya, RS Woosu mempunyai perawatan terbaik untuk pemuda ini.

“Appa,,”
Naesang mengangkat tangannya sebelum Soojung bicara, dia tidak ingin mendengar Soojung mengatakan apapun.

“Lepaskan.”

“Saya Bae Sooji dari Departemen Gawat Darurat.”
Jari tangan pasien bergerak, Soojung dan yang lain terkejut dengan reaksi pasien.

“Apa yang terjadi?”

Jinhyuk segera memeriksa mata pasiennya. “Lakukan pemeriksaan menyeluruh.” Perintahnya. Dengan cekatan para dokter dan perawat bagian mengambil alih, mereka membawa sang pasien untuk diperiksa lebih lanjut.
~

“Oh, Dokter Bae, kau lagi?” Sapa pasien yang sedang berbaring diranjangnya.

“Ya. Bagaimana keadaan anda?”

“Lebih baik. Terimakasih.”

“Jadi anda dokter dari UGD itu?” Dokter pria disamping pasien ikut menyapa. “Perkenalkan, saya Choi Minho dari Departemen bedah.”

“Bae Sooji imida.”

“Ku dengar ini berkat anda.”

“Saya anggap itu sebagai pujian.” Seulas senyum menghiasi wajah Sooji. Sesaat mereka sibuk dengan perbincangan bersama pasien.

“Dia akan sadar kan?” Minho menyerit, suara ini tidak asing.

“Jika beruntung dia bisa sadar dua sampai lima hari lagi.”Jawab suara yang lain.
Minho membuka tirai yang menjadi penghalang mereka. “Dokter Choi, apa pasien anda sudah ada perkembangan?” Sapa Minho.

“Kau tidak lihat kami sudah memindahkannya ke ruang biasa.” Jawab Soojung ketus.

Disisi lain Sooji nampak menatap lekat pasien pria yang sedang terbaring tak berdaya diatas ranjang. “Seharusnya aku bertemu denganmu lebih dulu namun aku justru mendengar tentangmu dari perawat.” Ucap Jinhyuk membuyarkan lamunan Sooji.
Sooji hanya membungkuk.
“Kita harus melihat kemampuanmu yang lain kan?” Jinhyuk mengajak Sooji keluar dari ruang perawatan. Dan Sooji pun mengikuti intruksi atasannya.

“Kau mulai terbuka dengan orang lain hah? Kau bahkan terseyum dan menyapa dia duluan.” Ucap Soojung setelah Jinhyuk dan Sooji pergi.

“Nugu? Dokter Bae?”

“O,, jadi marga keluarganya Bae? Sebentar lagi kau akan memanggilnya dengan nama.”

“Dokter Jung, berhentilah,,,”

“Ya. Aku putri presiden yang manja dan kenak-kanakan.” Soojung meninggalkan Minho tanpa berniat mendengar kelanjutan ucapan sang pria.
Sedang Minho hanya menatap kepergian Soojung dalam diam.
MTT (5)

 

 

 

 

 

 

“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

“Berapa tahun kau berada dibidang ini?”
DramaPopuler (4)
“Tiga.” Jawab Sooji.

“Mungkin aku berlebihan tapi aku tidak bisa menahannya.” Jinhyuk meletakkan graifik pasien diatas meja perawat. “Kau benar-benar malaikat.” Puji Jinhyuk blak-blakan. Jinhyuk suka kinerja Sooji, selain Sooji bisa mendiagnosa pasien secara tetap dia juga cekatan dan cepat bertindak. Sooji tidak punya keraguan sedikitpun.

“Dokter Lee bilang bahwa setiap orang punya kelebihan dalam dirinya.” Kata Sooji menanggapi ucapan Jinhyuk.

“O, Jadi kau bentukan Dokter gila itu?”

“Saya merasa tersinggung. Dokter Lee mengajarkan saya agar tidak ragu dan cepat bertindak tapi anda menyebutnya gila.”

“Aku membuat kesalahan. Maaf ya.” Timpal Jinhyuk santai.

“Dokter,,” Panggil Sooji.

“Ya?”

“Pasien tadi, saya juga melihat anda bersama dia di ICU. Apakah dia keluarga anda?”

“He?”Jinhyuk menyerit. “Oh,, dia? Ya,, dia keponakan jauhku.”

“Siapa namanya?”

Jinhyuk menggaruk kepalanya yang tak gatal, “Shin Woo. Namanya Shin Woo.” Jawab Jinhyuk asal. Bagaimana Jinhyuk bisa menjawab pertanyaan Sooji jika dia saja tidak tau asal usul sang pasien, selama ini Jinhyuk mengakui pasien sebagai keponakannya namun tidak ada yang bertanya namanya dan Sooji adalah orang pertama yang bertanya nama pasien. Kemudian,,, Nama Shin Woo tiba-tiba muncul di kepalanya.

“Shin Woo?” Gumam Sooji.

“Kenapa? Kau mengenalnya?”

“Wajahnya tidak asing tapi ku rasa aku salah orang.”

“Di korea memang banyak orang yang mirip. Kau mengertikan, kekuatan dokter bedah plastik?”
Sooji mengangguki saja ucapan Jinhyuk.
~

“Bae Sooji,,” Soojung mendekatkan telinganya, memastikan dia tak salah dengar. “Bae Sooji.” OH! Soojung tak salah dengar, pria ini benar-benar mengatakan sesuatu. “Dia,, dia sadar.” Soojung bergerak ke kenan dan ke kiri, bingung apa yang harus dia lakukan. Bukankah Soojung seorang dokter? Disaat seperti ini kepala Soojung benar-benar berhenti berputar. Dia tak bisa memikirkan apapun.

“Dokter! Perawat!” Panggilnya. Tak menunggu lama dokter dan dua perawat pun datang keruang pasien.

“Dia tadi bersuara.” Ucap Soojung. Dokter memeriksa pupil dan detak nadi pasien, “Ini lebih dari yang kita harapkan. Dia akan segera sadar.” Ujar dokter yang memeriksa pasien.

“Selamat Jung Sonsaeng.” Ucap perawat yang berdiri disamping Dokter.
Soojung tersenyum sumringah, tak dapat diungkapkan betapa senangnya Soojung sekarang.
~

“Kau punya banyak pengalaman dan prestasi yang bagus.” Ilwoo mangut-mangut.

“Anda terlalu memuji.”
Kemampuan Sooji sudah tersebar diseluruh rumah sakit, Direktur Woosu sampai ingin bertemu dengan Sooji secara langsung.

“Kau lulus dari universitas terbaik di Cina, mendapat tawaran di RS Singapure dan hampir menjadi asisten dokter di RS Thailand.” Ilwoo membolak-balikkan lembar riwayat Sooji. “Tapi kau berakhir menjadi relawan di RS cabang Woosu, apa yang membuatmu tertarik ke RS pusat?” Tanya Ilwoo.

“Saya tidak tau. Saya hanya mendengar bahwa RS pusat membutuhkan tenaga dokter jadi saya menerima tawaran Dokter Lee untuk bekerja di RS pusat Woosu.” Jelas Sooji secara gamblang.

“Dokter Lee bilang kau bisa mendiagnosa pasien hanya dengan melihat atau menyentuhnya dan diagnosamu selalu benar. Apa itu semacam tangan Tuhan?”

“Saya tidak percaya dengan hal seperti itu, semua dokter bisa melalukan apa yang saya lakukan.”

“Anda sangat rendah hati.” Ilwoo menutup dokumennya, kemudian berdiri sambil tersenyum puas. “Selamat bergabung di Woosu. Aku mengandalkanmu.”

Suzy menegakkan kepala menatap tangan Ilwoo yang terulur. “Alguesemida.” Sooji menjabat tangan Ilwoo, Direktur Rumah Sakit tempat ia bekerja.
~

“Bae Sooji,,,”

“Dia terus menyebut nama Sooji. Siapa Sooji?” Gumam Soojung.

“Siapa lagi? pasti Cinta pertamanya atau adiknya.” Suara dari belakang mengejutkan Soojung. “Yura.”

“Ck,, aku juga Dokter disini bisakah anda menyebut nama saya dengan sopan saat berada diarea Rumah Sakit?” Kritik wanita tadi.

“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Soojung.

“Dokter Lee berencana pensiun jadi aku mengambil alih beberapa pasiennya.” Jawab Yura.
Setelah percakapan singkat mereka, Soojung dan Yura kembali pada pasien didepan mereka.

“Bae Sooji,, namanya terdengar tidak asing.” Guman Yura. “Kita akan tau siapa Bae Sooji setelah dia sadar.”

“Yang pasti dia bukan adiknya, nama marga pasien Shin, Shin Woo.”

“Berarti dia cinta pertamanya.” Timpal Yura.

“Walaupun kau dokter saraf belum tentu kau tau segalanya.” Ucap Soojung.

Yura menoleh, “Kau terdengar kecewa, Dokter Jung?”
“”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””

Sooji mengecek kanan-kiri, memastika tidak ada orang disekitar tangga darurat. Ia membuka pintu tangga darurat lalu mengeluarkan benda pipih dari sakunya.
“Naya. Aku sudah menemukan dua. Kukirim datanya nanti malam.” Sooji menutup begitu saja sambungan telfon.

 

//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

A/N : Pengetahuan yang minim dan ide yang mentok. Jadi beginilah ceritanya.
Btw,, ada yang punya hasil interview Infinite dengan Nylon? Mereka pasti bahas Comeback. Jika ada yang punya tolong dibagi ya,,,

*Pict by Drama Populer, Drama Queen, nhiesshe. BIG thank to them.
Thank for read. DON’T BE SILENT READER AND STOP PLAGIATOR!!! Sorry for typo. Stay tune on this blog and wait next chapter. Annyeooooong. 😀

Penulis: cakho

Suka ngayal. Mendengarkan semua musik. Random. Multifandom but I'm Anime fan.

19 thoughts on “I’ll Go to You (Chapter 3)

  1. johae..dtunggu next part ne….

    Suka

  2. mkn menarik ja nih..
    ditunggu moment myungzy.a lg ne…
    next

    Suka

  3. Ditunggu next part nya
    Fighting

    Suka

  4. Thor bakl ttp ngeanjutin ffnyakan
    n ttp berkarya dg Main chas Myungzy
    Fighting thor meskipun bkn di dunia nyata merka kencan

    Suka

  5. I cann’t feel’n anymore (sdg merasa kecewa, bukan pd Cahya ssi)… Tapi tetaplah semangat berkarya…

    Suka

  6. aku msih bingung knpa suzy jd dokter?
    huaaaa akhirnya myung sdar jg dr komanya 🙂 dy nyebut nma suzy mlu. smogq nnt ps myung ddar dy bsa ltmu suzy scepatnya ne
    NEXT PART 😀

    Suka

  7. kok menurutku suzy jadi berubah jahat yakk dia keknya punya misi sesuatu ‘.’ nextnya ditunggu thor 😉

    Suka

  8. suzy jd dokter,tp sypa yg di tlp suzy next nezt…

    Suka

  9. Myungkah uh ditolong itu. Knp sooji bisa jd dokter n ngrim data k siapa?

    Suka

  10. awalnya aku ngerasa ff ini berat banget soaalnya berlatarbelakang korea utara dan korea selatan yg gak pernah akur itu,
    agak nyesek juga waktu bacanya myungsoo sama suzy harus dipisahkan dan pasti sekarang suzy salah paham ke myungsoo…
    itu yg koma selama 5 tahun myungsoo kan??? keren banget myungsoo bisa saadar setelah denger nama bae sooji…
    penasaran deh kenapa suzy bisa jadi dokter ya? kok bisa kenal sama jongsuk? kok bisa sampe korea selatan? suzy kayaknya kerjasama sama seseorang deh? apa sebenernya tujuan suzy?
    next chapter thor^^

    Suka

  11. ahh…jd penssrannn…suzy ingt sama myung ga ya????
    trus dia nelpon siapa????

    Suka

  12. Next partnya kapan ni thor? Bagus padahal ff nya ni, temanya aja aku dah suka ttg kedokteran, shin woo tu myungsoo kan, heheh jinhyuk somvlak deh kkk, suzy itu yg pas bagian akhir maksudnya apa ya, ditunggu lanjutan ff nya yg ini thor, eh gomawo ne udh bikin ff nya, semangat ^^

    Suka

  13. Sooji masih hidup dan dia jdi dokter.
    Shin woo?! Truz myungsoo kemana?
    Aigo penasaran

    Suka

  14. Myungsoo sadar 😃 tpi kok bisa sooji yg jadi dokter? Sejak kapan?
    Korut bebasin sooji? Terus sooji telpon sama siapa itu?
    Heol apa soojung naksir pasiennya/myungsoo terus minho??

    Suka

  15. Heloh? Suzy bekerjasama dengan siapa dibelakang?
    Ih… Myungsoo sadar, kok dokter lain pada belum kenal sama Bae Sooji sih.. apa mereka g kepikiran ya? ini belum slesai cerita, gantung dungs.. huhu

    Suka

Tell me what you feel,,